Bahan Baku
Bahan baku pembuatan garam adalah air laut. Air
laut mengandung garam-garam mineral, yaitu NaCl (garam meja) sebanyak
2%; garam-garam kalsium (CaCl2 dan CaSO4) dan garam-garam
magnesium (MgCl2 dan MgSO4) sebanyak 1,5%; air sebanyak
96,5%; beserta cemaran logam berat dan senyawa pengotor tidak terlarut dalam
jumlah kecil.
Sedimentasi dan Pengeringan (Pemekatan)
Proses ini biasanya dilakukan menggunakan sistem
kolam dengan menggunakan penjemuran sinar matahari. Air laut didiamkan di dalam
kolam sehingga kotoran mengendap pada bagian bawah sedangkan sebagian air menguap
karena panas matahari. Metode penjemuran membutuhkan waktu sekitar 2 minggu.
Metode yang lebih modern dengan menggunakan filtrasi membran untuk memisahkan
senyawa pengotor dan mesin pengering untuk mengurangi kadar air dapat
mempersingkat waktu proses.
Koagulasi
Koagulasi dilakukan dengan penambahan larutan Na2CO3
20% dan larutan NaOH 0,1 N untuk mengendapkan garam-garam kalsium dan
magnesium.
Flokulasi dan sedimentasi
Pada proses ini
ditambahkan senyawa flokulan Polyalluminium
Chlorida (PAC) sebanyak 10 ppm untuk mempercepat pembentukan flok sehingga
pengendapan dapat dipercepat. Selanjutnya larutan garam dipisahkan dari endapan
yang terbentuk
Adsorbsi
Cemaran logam berat (meliputi: Pb, Hg, dan Cu) dihilangkan melalui
penyerapan zeolit. Jumlah zeolit yang ditambahkan yaitu sebanyak 2 gram / liter
larutan garam.
Pengeringan (Kristalisasi)
Larutan garam selanjutnya dikeringkan hingga
terbentuk kristal garam dengan kadar air 2-4%. Pembentukan kristal terjadi
karena pengurangan kadar air hingga mencapai kondisi super jenuh. Selanjutnya
akan terbentuk inti kristal, dan kristal-kristal garam mulai terbentuk.
Grinding
Kristal-kristal garam yang terbentuk memiliki
ukuran yang kurang seragam maka dilakukan grinding
untuk membuat ukuran partikel yang halus dan seragam. Selanjutnya hasil grinding d ayak dengan menggunakan
ayakan ukuran 0,5 – 1,5 mm. Partikel yang tidak lolos dalam proses pengayakan
akan kembali ke proses grinding.
Iodisasi
Penambahan iodium dilakukan dengan metode tetes. Larutan iodium (KI) 50%
ditambahkan pada kristal garam yang sudah halus sebanyak 7% (bb/bb) dari garam kering.
Kadar yodium pada garam akhir adalah 3% sedangkan kadar airnya adalah 7% sesuai
dengan SNI 01-3556-2000 tentang Garam Konsumsi Beryodium.
Sumber : http://ismoyoenny.blogspot.com/2012/10/teknologi-pengolahan-garam.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar