Sejarah Palestina dari tahun ke tahun ( bagian 1 )
Konflik Palestina – Israel menurut sejarah sudah
43 tahun ketika pada tahun 1967 Israel menyerang Mesir, Yordania dan Syria dan
berhasil merebut Sinai dan Jalur Gaza (Mesir), dataran tinggi Golan (Syria), Tepi
Barat dan Yerussalem (Yordania).. Sampai sekarang perdamaian sepertinya jauh
dari harapan.
Ditambah lagi terjadi ketidaksepakatan tentang
masa depan Palestina dan hubungannya dengan Israel di antara faksi-faksi di
Palestina sendiri. Tulisan ini dimaksudkan sebagai pengingat sekaligus upaya
membuka pemahaman kita mengenai latar belakang sejarah sebab terjadinya konflik
ini.
Sebelum Masehi (SM)
2000 SM – 1500 SM
Istri Nabi Ibrahim A.s., Siti Hajar mempunyai
anak Nabi Ismail A.s. (bapaknya bangsa Arab) dan Siti Sarah mempunyai anak Nabi
Ishak A.s. yang kemudian mempunyai anak Nabi Ya’qub A.s. alias Israel (Israil,
Qur’an). Anak keturunannya disebut Bani Israel sebanyak 7 (tujuh) orang.
Salah satunya bernama Nabi Yusuf A.s. yang ketika
kecil dibuang oleh saudara-saudaranya yang dengki kepadanya. Nasibnya yang baik
membawanya ke tanah Mesir dan kemudian dia menjadi bendahara kerajaan Mesir.
Ketika masa paceklik, Nabi Ya’qub A.s. beserta saudara-saudara Yusuf bermigrasi
ke Mesir. Populasi anak keturunan Israel (Nabi Ya’qub A.s.) membesar.
1550 SM – 1200 SM
Politik di Mesir berubah. Bangsa Israel
dianggap sebagai masalah bagi negara Mesir. Banyak dari bangsa Israel
yang lebih pintar dari orang asli Mesir dan menguasai perekonomian. Oleh
pemerintah Firaun bangsa Israel
diturunkan statusnya menjadi budak.
1200 SM – 1100 SM
Nabi Musa A.s. memimpin bangsa Israel
meninggalkan Mesir, mengembara di gurun Sinai menuju tanah yang dijanjikan,
asalkan mereka taat kepada Allah Swt – dikenal dengan cerita Nabi Musa A.s.
membelah laut ketika bersama dengan bangsa Israel dikejar-kejar oleh tentara
Mesir menyeberangi Laut Merah.
Namun saat mereka diperintah untuk memasuki tanah Filistin (Palestina), mereka membandel dan berkata:
“Hai, Musa, kami sekali-kali tidak akan memasukinya selama-lamanya, selagi ada orang yang gagah perkasa di dalamnya, karena itu pergilah kamu bersama Rabbmu (Tuhanmu), dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami hanya duduk menanti di sini saja.” (QS 5:24)
Akibatnya mereka dikutuk oleh Allah Swt dan hanya berputar-putar saja di sekitar Palestina.
Belakangan agama yang dibawa Nabi Musa A.s.
disebut Yahudi – menurut salah satu marga dari bangsa Israel yang paling banyak
keturunannya, yakni Yehuda, dan akhirnya bangsa Israil – tanpa memandang warga
negara atau tanah airnya – disebut juga orang-orang Yahudi.
1000 SM – 922 SM
Nabi Daud A.s. (anak Nabi Musa A.s.) mengalahkan
Goliath (Jalut, Qur’an) dari Filistin. Palestina berhasil direbut dan Daud
dijadikan raja. Wilayah kerajaannya membentang dari tepi sungai Nil hingga
sungai Efrat di Iraq.
Sekarang ini Yahudi tetap memimpikan kembali
kebesaran Israel Raya seperti yang dipimpin raja Daud. Bendera Israel
adalah dua garis biru (sungai Nil dan Eufrat) dan Bintang Daud. Kepemimpinan
Daud A.s. diteruskan oleh anaknya Nabi Sulaiman A.s. dan Masjidil Aqsa pun
dibangun.
922 SM – 800 SM
Sepeninggal Sulaiman A.s., Israel dilanda perang saudara yang
berlarut-larut, hingga akhirnya kerajaan itu terbelah menjadi dua, yakni bagian
Utara bernama Israel
beribukota Samaria
dan Selatan bernama Yehuda beribukota Yerusalem.
800 SM – 600 SM
Karena kerajaan Israel sudah terlalu durhaka kepada
Allah Swt maka kerajaan tersebut dihancurkan oleh Allah Swt melalui penyerangan
kerajaan Asyiria.
“Sesungguhnya Kami telah mengambil kembali perjanjian dari Bani Israil, dan telah Kami utus kepada mereka rasul-rasul. Tetapi setiap datang seorang rasul kepada mereka dengan membawa apa yang tidak diingini hawa nafsu mereka, maka sebagian rasul-rasul itu mereka dustakan atau mereka bunuh.” (QS 5:70)
Hal ini juga bisa dibaca di Injil (Bible) pada Kitab Raja-raja ke-1 14:15 dan Kitab Raja-raja ke-2 17:18.
600 SM – 500 SM
Kerajaan Yehuda dihancurkan lewat tangan
Nebukadnezar dari Babylonia. Dalam Injil Kitab
Raja-raja ke-2 23:27 dinyatakan bahwa mereka tidak mempunyai hak lagi atas
Yerusalem. Mereka diusir dari Yerusalem dan dipenjara di Babylonia.
500 SM – 400 SM
Cyrus Persia meruntuhkan Babylonia dan
mengijinkan bangsa Israel
kembali ke Yerusalem.
330 SM – 322 SM
Israel
diduduki Alexander Agung dari Macedonia
(Yunani). Ia melakukan hellenisasi terhadap bangsa-bangsa taklukannya. Bahasa
Yunani menjadi bahasa resmi Israel,
sehingga nantinya Injil pun ditulis dalam bahasa Yunani dan bukan dalam bahasa
Ibrani.
300 SM – 190 SM
Yunani dikalahkan Romawi. Maka Palestina pun
dikuasai imperium Romawi.
Masehi (M)
1 – 100 M
Nabi Isa A.s. / Yesus lahir, kemudian menjadi
pemimpin gerakan melawan penguasa Romawi. Namun selain dianggap subversi oleh
penguasa Romawi (dengan ancaman hukuman tertinggi yakni dihukum mati di kayu
salib), ajaran Yesus sendiri ditolak oleh para Rabbi Yahudi. Namun setelah Isa
tiada, bangsa Yahudi memberontak terhadap Romawi.
100 – 300
Pemberontakan berulang. Akibatnya Palestina
dihancurkan dan dijadikan area bebas Yahudi. Mereka dideportasi keluar
Palestina dan terdiaspora ke segala penjuru imperium Romawi. Namun demikian
tetap ada sejumlah kecil pemeluk Yahudi yang tetap bertahan di Palestina.
Dengan masuknya Islam kemudian, serta dipakainya bahasa Arab di dalam kehidupan
sehari-hari, mereka lambat laun terarabisasi atau bahkan masuk Islam.
313
Pusat kerajaan Romawi dipindah ke Konstantinopel
dan agama Kristen dijadikan agama negara.
500 – 600
Nabi Muhammad Saw lahir di tahun 571 M. Bangsa
Yahudi merembes ke semenanjung Arabia (di antaranya di Khaibar dan sekitar
Madinah), kemudian berimigrasi dalam jumlah besar ke daerah tersebut ketika
terjadi perang antara Romawi dengan Persia.
621
Nabi Muhammad Saw melakukan perjalanan ruhani
Isra’ dari masjidil Haram di Makkah ke masjidil Aqsa di Palestina dilanjutkan
perjalana Mi’raj ke Sidrathul Muntaha (langit lapis ke-7).
Rasulullah menetapkan Yerusalem sebagai kota suci
ke-3 ummat Islam, dimana sholat di masjidil Aqsa dinilai 500 kali dibanding
sholat di masjid lain selain masjidil Haram di Makkah dan masjid Nabawi di
Madinah. Masjidil Aqsa juga menjadi kiblat umat Islam sebelum dipindah arahnya
ke Ka’bah di masjidil Haram, Makkah.
622
Hijrah Nabi Muhammad Saw ke Madinah dan Nabi
mengadakan perjanjian dengan bangsa Yahudi yang menjadi penduduk Madinah dan
sekitarnya, yang dikenal dengan “Piagam Madinah”.
626
Pengkhianatan Yahudi dalam perang Ahzab (perang
parit) dan berarti melanggar Perjanjian Madinah. Sesuai dengan aturan di dalam
kitab Taurat mereka sendiri, mereka harus menerima hukuman dibunuh atau diusir.
638
Di bawah pemerintahan Khalifah Umar Ibnu Khattab
ra. Seluruh Palestina dimerdekakan dari penjajah Romawi. Seterusnya seluruh
penduduk Palestina, Muslim maupun Non Muslim, hidup aman di bawah pemerintahan
khilafah. Kebebasan beragama dijamin sepenuhnya.
700 – 1000
Wilayah Islam meluas dari Asia Tengah, Afrika
hingga Spanyol. Di dalamnya, bangsa Yahudi mendapat peluang ekonomi dan
intelektual yang sama. Ada
beberapa ilmuwan terkenal di dunia Islam yang sesungguhnya adalah orang Yahudi.
1076
Yerusalem dikepung oleh tentara salib dari Eropa.
Karena pengkhianatan kaum munafik (sekte Drusiah yang mengaku Islam tetapi
ajarannya sesat), pada tahun 1099 M tentara salib berhasil menguasai Yerusalem
dan mengangkat seorang raja Kristen. Penjajahan ini berlangsung hingga 1187 M
sampai Salahuddin Al-Ayyubi membebaskannya.
1453
Setelah melalui proses reunifikasi dan
revitalisasi wilayah-wilayah khilafah yang tercerai berai setelah hancurnya Baghdad oleh tentara
Mongol (1258 M), khilafah Utsmaniah dibawah Muhammad Fatih menaklukan
Konstatinopel, dan mewujudkan nubuwwah Rasulullah.
1492
Andalusia
sepenuhnya jatuh ke tangan Kristen Spanyol (reconquista). Karena cemas suatu
saat umat Islam bisa bangkit lagi, maka terjadi pembunuhan, pengusiran dan
pengkristenan massal. Hal ini tidak cuma diarahkan pada Muslim namun juga pada
Yahudi.
Mereka lari ke wilayah khilafah Utsmaniyah, diantaranya ke Bosnia. Pada 1992 Raja Juan Carlos dari Spanyol secara resmi meminta maaf kepada pemerintah Israel atas holocaust (pemusnahan etnis) 500 tahun sebelumnya. (Tapi tidak permintaan maaf kepada umat Islam).
1500 – 1700
Kebangkitan pemikiran di Eropa, munculnya
sekularisme (pemisahan agama / gereja dengan negara), nasionalisme dan
kapitalisme. Mulainya kemajuan teknologi moderen di Eropa. Abad penjelajahan
samudera dimulai. Mereka mencari jalur perdagangan alternatif ke India
dan Cina, tanpa melalui daerah-daerah Islam.
Tapi akhirnya mereka didorong oleh semangat
kolonialisme dan imperialisme, yakni Gold, Glory dan Gospel. Gold berarti mencari
kekayaan di tanah jajahan, Glory artinya mencari kemasyuran di atas bangsa lain
dan Gospel (Injil) artinya menyebarkan agama Kristen ke penjuru dunia.
1529
Tentara khilafah berusaha menghentikan arus
kolonialisme/imperialisme serta membalas reconquista langsung ke jantung Eropa
dengan mengepung Wina, namun gagal. Tahun 1683 M kepungan diulang, dan gagal
lagi. Kegagalan ini terutama karena tentara Islam terlalu yakin pada jumlah dan
perlengkapannya.
“… yaitu ketika kamu menjadi congkak karena banyaknya jumlahmu, maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikitpun, dan bumi yang luas itu terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari ke belakang dan bercerai-berai.” (QS 9:25).
1798
Napoleon berpendapat bahwa bangsa Yahudi bisa
diperalat bagi tujuan-tujuan Perancis di Timur Tengah. Wilayah itu secara resmi
masih di bawah Khilafah.
1831
Untuk mendukung strategi “devide et impera”
Perancis mendukung gerakan nasionalisme Arab, yakni Muhammad Ali di Mesir dan
Pasya Basyir di Libanon. Khilafah mulai lemah dirongrong oleh semangat
nasionalisme yang menular begitu cepat di tanah Arab.
1835
Sekelompok Yahudi membeli tanah di Palestina, dan
lalu mendirikan sekolah Yahudi pertama di sana.
Sponsornya adalah milyuder Yahudi di Inggris, Sir Moshe Monteveury, anggota
Free Masonry. Ini adalah pertama kalinya sekolah berkurikulum asing di wilayah
Khilafah.
1838
Inggris membuka konsulat di Yerusalem yang
merupakan perwakilan Eropa pertama di Palestina.
1849
Kampanye mendorong imigrasi orang Yahudi ke
Palestina. Pada masa itu jumlah Yahudi di Palestina baru sekitar 12.000 orang.
Pada tahun 1948 jumlahnya menjadi 716.700 dan pada tahun 1964 sudah hampir 3
juta orang.
1882
Imigrasi besar-besaran orang Yahudi ke Palestina
yang berselubung agama, simpati dan kemanusiaan bagi penderitaan Yahudi di
Eropa saat itu.
1891
Para penduduk
Palestina mengirim petisi ke Khalifah, menuntut dilarangnya imigrasi
besar-besaran ras Yahudi ke Palestina. Sayang saat itu khilafah sudah
“sakit-sakitan” (dijuluki “the sick man at Bosporus”).
Dekadensi pemikiran meluas, walau Sultan Abdul Hamid sempat membuat terobosan dengan memodernisir infrastruktur, termasuk memasang jalur kereta api dari Damaskus ke Madinah via Palestina! Sayang, sebelum selesai, Sultan Abdul Hamid dipecat oleh Syaikhul Islam (Hakim Agung) yang telah dipegaruhi oleh Inggris. Perang Dunia I meletus, dan jalur kereta tersebut dihancurkan.
1897
Theodore Herzl menggelar kongres Zionis sedunia
di Basel Swiss. Peserta Kongres I Zionis mengeluarkan resolusi, bahwa umat
Yahudi tidaklah sekedar umat beragama, namun adalah bangsa dengan tekad bulat
untuk hidup secara berbangsa dan bernegara. Dalam resolusi itu, kaum zionis
menuntut tanah air bagi umat Yahudi – walaupun secara rahasia – pada “tanah
yang bersejarah bagi mereka”.
Sebelumnya Inggris hampir menjanjikan tanah
protektorat Uganda
atau di Amerika Latin ! Di kongres itu, Herzl menyebut, Zionisme adalah jawaban
bagi “diskriminasi dan penindasan” atas umat Yahudi yang telah berlangsung
ratusan tahun.
Pergerakan ini mengenang kembali bahwa nasib umat Yahudi hanya bisa diselesaikan di tangan umat Yahudi sendiri. Di depan kongres, Herzl berkata, “Dalam 50 tahun akan ada negara Yahudi !” Apa yang direncanakan Herzl menjadi kenyataan pada tahun
1948.
1916
Perjanjian rahasia Sykes – Picot oleh sekutu
(Inggris, Perancis, Rusia) dibuat saat meletusnya Perang Dunia (PD) I, untuk
mencengkeram wilayah-wilayah Arab dan Khalifah Utsmaniyah dan membagi-bagi di
antara mereka.
PD I berakhir dengan kemenangan sekutu, Inggris mendapat kontrol atas Palestina. Di PD I ini, Yahudi Jerman berkomplot dengan Sekutu untuk tujuan mereka sendiri (memiliki pengaruh atau kekuasaan yang lebih besar).
1917
Menlu Inggris keturunan Yahudi, Arthur James
Balfour, dalam deklarasi Balfour memberitahu pemimpin Zionis Inggris, Lord
Rothschild, bahwa Inggris akan memperkokoh pemutihan Yahudi di Palestina dalam
membantu pembentukan tanah air Yahudi. Lima
tahun kemudian Liga Bangsa-bangsa (cikal bakal PBB) memberi mandat kepada
Inggris untuk menguasai Palestina.
1938
Nazi Jerman menganggap bahwa pengkhianatan Yahudi
Jerman adalah biang keladi kekalahan mereka pada PD I yang telah menghancurkan
ekonomi Jerman. Maka mereka perlu “penyelesaian terakhir”.
Sejarah Palestina dari tahun ke tahun ( bagian 2- habis)
Ratusan ribu keturunan Yahudi dikirim ke kamp konsentrasi atau lari ke luar
negeri (terutama ke AS).
Sebenarnya ada etnis lain serta kaum intelektual yang berbeda politik dengan
Nazi yang bernasib sama, namun setelah PD II Yahudi lebih berhasil menjual
ceritanya karena menguasai banyak surat
kabar atau kantor-kantor berita di dunia.
1944
Partai buruh Inggris yang sedang berkuasa secara terbuka memaparkan politik
“membiarkan orang-orang Yahudi terus masuk ke Palestina, jika mereka ingin jadi
mayoritas. Masuknya mereka akan mendorong keluarnya pribumi Arab dari sana.” Kondisi Palestina
pun memanas.
1947
PBB merekomendasikan pemecahan Palestina menjadi dua negara: Arab dan Israel.
1948, 14 Mei
Sehari sebelum habisnya perwalian Inggris di Palestina, para pemukim Yahudi
memproklamirkan kemerdekaan negara Israel. Mereka melakukan agresi
bersenjata terhadap rakyat Palestina yang masih lemah, hingga jutaan dari mereka
terpaksa mengungsi ke Libanon, Yordania,
Syria, Mesir
dan lain-lain.
Palestina Refugees menjadi tema dunia. Namun mereka menolak eksistensi
Palestina dan menganggap mereka telah memajukan areal yang semula kosong dan
terbelakang. Timbullah perang antara Israel dan negara-negara Arab
tetangganya.
Namun karena para pemimpin Arab sebenarnya ada di bawah pengaruh Inggris –
lihat Imperialisme Perancis dan Inggris di tanah Arab sejak tahun 1798 – maka
Israel mudah merebut daerah Arab Palestina yang telah ditetapkan PBB.
1948, 2 Desember
Protes keras Liga Arab atas tindakan AS dan sekutunya berupa dorongan dan
fasilitas yang mereka berikan bagi imigrasi zionis ke Palestina. Pada waktu
itu, Ikhwanul Muslimin (IM) di bawah Hasan Al-Banna mengirim 10.000 mujahidin
untuk berjihad melawan Israel.
Usaha ini kandas bukan karena mereka dikalahkan Israel, namun karena Raja
Farouk yang korup dari Mesir takut bahwa di dalam negeri IM bisa melakukan
kudeta, akibatnya tokoh-tokoh IM dipenjara atau dihukum mati.
1956, 29 Oktober
Israel dibantu Inggris
dan Perancis menyerang Sinai untuk menguasai terusan Suez. Pada kurun waktu ini, militer di
Yordania menawarkan baiat ke Hizbut Tahrir (salah satu harakah Islam) untuk
mendirikan kembali Khilafah. Namun Hizbut Tahrir menolak, karena melihat rakyat
belum siap.
1964
Para pemimpin Arab membentuk PLO (Palestine
Liberation Organization).
Dengan ini secara resmi, nasib Palestina diserahkan ke pundak bangsa
Arab-Palestina sendiri, dan tidak lagi urusan umat Islam. Masalah Palestina direduksi
menjadi persoalan nasional bangsa Palestina.
1967
Israel menyerang Mesir, Yordania dan Syria selama 6 hari dengan dalih
pencegahan, Israel berhasil merebut Sinai dan Jalur Gaza (Mesir), dataran
tinggi Golan (Syria), Tepi Barat dan Yerussalem (Yordania). Israel dengan mudah menghancurkan angkatan udara
musuhnya karena dibantu informasi dari CIA (Central Intelligence Agency = Badan
Intelijen Pusat milik USA).
Sementara itu angkatan udara Mesir ragu membalas serangan Israel, karena
Menteri Pertahanan Mesir ikut terbang dan memerintahkan untuk tidak melakukan
tembakan selama dia ada di udara.
1967, November
Dewan Keamanan PBB mengeluarkan Resolusi Nomor 242, untuk perintah penarikan mundur Israel dari wilayah yang direbutnya dalam perang 6 hari, pengakuan semua negara di kawasan itu, dan penyelesaian secara adil masalah pengungsi Palestina.
1969
Yasser Arafat dari faksi Al-Fatah terpilih sebagai ketua Komite Eksekutif
PLO dengan markas di Yordania.
1970
Berbagai pembajakan pesawat sebagai publikasi perjuangan rakyat Palestina
membuat PLO dikecam oleh opini dunia, dan Yordania pun dikucilkan. Karena
ekonomi Yordania sangat tergantung dari AS, maka akhirnya Raja Husein mengusir
markas PLO dari Yordania. Dan akhirnya PLO pindah ke Libanon.
1973, 6 Oktober
Mesir dan Syria
menyerang pasukan Israel di Sinai dan dataran tinggi Golan pada hari puasanya
Yahudi Yom Kippur. Pertempuran ini dikenal dengan Perang Oktober. Mesir dan Syria hampir menang, kalau Israel tidak
tiba-tiba dibantu oleh AS.
Presiden Mesir Anwar Sadat terpaksa berkompromi, karena dia cuma siap untuk
melawan Israel,
namun tidak siap berhadapan dengan AS. Arab membalas kekalahan itu dengan
menutup keran minyak. Akibatnya harga minyak melonjak pesat.
1973, 22 Oktober
Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi Nomor 338, untuk gencatan senjata,
pelaksanaan resolusi Nomor 242 dan perundingan damai di Timur Tengah.
1977
Pertimbangan ekonomi (perang telah memboroskan kas negara) membuat Anwar
Sadat pergi ke Israel
tanpa konsultasi dengan Liga Arab. Ia menawarkan perdamaian, jika Israel
mengembalikan seluruh Sinai. Negara-negara Arab merasa dikhianati. Karena
langkah politiknya ini, belakangan Anwar Sadat dibunuh pada tahun 1982.
1978, September
Mesir dan Israel menandatangani perjanjian Camp David yang diprakarsai AS. Perjanjian itu menjanjikan otonomi terbatas kepada rakyat Palestina di wilayah-wilayah pendudukan Israel. Sadat dan PM Israel Menachem Begin dianugerahi Nobel Perdamaian 1979.
Namun Israel tetap menolak perundingan dengan PLO dan PLO menolak otonomi.
Belakangan, otonomi versi Camp David ini
tidak pernah diwujudkan, demikian juga otonomi versi lainnya. Dan AS sebagai
pemrakarsanya juga tidak merasa wajib memberi sanksi, bahkan selalu memveto
resolusi PBB yang tidak menguntungkan pihak Israel.
1980
Israel secara sepihak
menyatakan bahwa mulai musim panas 1980 kota
Yerussalem yang didudukinya itu resmi sebagai ibukota.
1982
Israel
menyerang Libanon dan membantai ratusan pengungsi Palestina di Sabra dan
Shatila.
Pelanggaran terhadap batas-batas internasional ini tidak berhasil dibawa ke
forum PBB karena – lagi-lagi – veto dari AS. Belakangan Israel juga dengan enaknya melakukan serangkaian
pemboman atas instalasi militer dan sipil di Iraq,
Libya dan Tunis.
1987
Intifadhah, perlawanan dengan batu oleh orang-orang Palestina yang tinggal
di daerah pendudukan terhadap tentara Israel mulai meledak. Intifadhah
ini diprakarsai oleh HAMAS, suatu harakah Islam yang memulai aktivitasnya
dengan pendidikan dan sosial.
1988, 15 November
Diumumkan berdirinya negara Palestina di Aljiria, ibu kota Aljazair. Dengan bentuk negara Republik
Parlementer. Ditetapkan bahwa Yerussalem Timur sebagai ibukota negara dengan
Presiden pertamanya adalah Yasser Arafat.
Setelah Yasser Arafat mangkat kursi presiden diduduki oleh Mahmud Abbas.
Dewan Nasional Palestina, yang identik dengan Parlemen Palestina beranggotakan
500 orang.
1988, Desember
AS membenarkan pembukaan dialog dengan PLO setelah Arafat secara tidak
langsung mengakui eksistensi Israel
dengan menuntut realisasi resolusi PBB Nomor 242 pada waktu memproklamirkan
Republik Palestina di pengasingan di Tunis.
1991, Maret
Yasser Arafat menikahi Suha, seorang wanita Kristen. Sebelumnya Arafat
selalu mengatakan “menikah dengan revolusi Palestina”.
1993, September
PLO – Israel saling
mengakui eksistensi masing-masing dan Israel berjanji memberikan hak
otonomi kepada PLO di daerah pendudukan. Motto Israel adalah “land for peace”
(tanah untuk perdamaian). Pengakuan itu dikecam keras oleh pihak ultra-kanan Israel maupun
kelompok di Palestina yang tidak setuju.
Namun negara-negara Arab (Saudi
Arabia, Mesir, Emirat dan Yordania)
menyambut baik perjanjian itu. Mufti Mesir dan Saudi mengeluarkan “fatwa” untuk
mendukung perdamaian.
Setelah kekuasaan di daerah pendudukan dialihkan ke PLO, maka sesuai
perjanjian dengan Israel,
PLO harus mengatasi segala aksi-aksi anti Israel. Dengan ini maka sebenarnya
PLO dijadikan perpanjangan tangan Yahudi.
Yasser Arafat, Yitzak Rabin dan Shimon Peres mendapat Nobel Perdamaian atas
usahanya tersebut.
1995
Rabin dibunuh oleh Yigar Amir, seorang Yahudi fanatik. Sebelumnya, di
Hebron, seorang Yahudi fanatik membantai puluhan Muslim yang sedang shalat
subuh. Hampir tiap orang dewasa di Israel, laki-laki maupun wanita,
pernah mendapat latihan dan melakukan wajib militer.
Gerakan Palestina yang menuntut kemerdekaan total menteror ke tengah masyarakat Israel dengan bom “bunuh diri”.
Targetnya, menggagalkan usaha perdamaian yang tidak adil itu. Sebenarnya
“land for peace” diartikan Israel
sebagai “Israel
dapat tanah, dan Arab Palestina tidak diganggu (bisa hidup damai).”
1996
Pemilu di Israel dimenangkan secara tipis oleh Netanyahu dari partai kanan,
yang berarti kemenangan Yahudi yang anti perdamaian.
Netanyahu mengulur-ulur waktu pelaksanaan perjanjian perdamaian.
Ia menolak adanya negara Palestina, agar Palestina tetap sekedar daerah otonom di dalam Israel. Ia bahkan ingin menunggu/menciptakan kontelasi baru (pemukiman Yahudi di daerah pendudukan, bila perlu perluasan hingga ke Syria dan Yordania) untuk sama sekali membuat perjanjian baru.
AS tidak senang bahwa Israel
jalan sendiri di luar garis yang ditetapkannya. Namun karena lobby Yahudi di AS
terlalu kuat, maka Bill Clinton harus memakai agen-agennya di negara-negara
Arab untuk “mengingatkan” si “anak emasnya” ini. Maka sikap negara-negara Arab
tiba-tiba kembali memusuhi Israel.
Mufti Mesir malah kini memfatwakan jihad terhadap Israel. Sementara itu Uni Eropa
(terutama Inggris dan Perancis) juga mencoba “aktif” menjadi penengah, yang
sebenarnya juga hanya untuk kepentingan masing-masing dalam rangka menanamkan
pengaruhnya di wilayah itu. Mereka juga tidak rela kalau AS “jalan sendiri”
tanpa bicara dengan Eropa.
2002 – Sampai sekarang
Sebuah usul perdamaian saat ini adalah Peta menuju perdamaian yang diajukan
oleh Empat Serangkai Uni Eropa, Rusia, PBB dan Amerika Serikat pada 17
September 2002. Israel
juga telah menerima peta itu namun dengan 14 “reservasi”. Pada saat ini Israel sedang
menerapkan sebuah rencana pemisahan diri yang kontroversial yang diajukan oleh
Perdana Menteri Ariel Sharon.
Menurut rencana yang diajukan kepada AS, Israel menyatakan bahwa ia akan
menyingkirkan seluruh “kehadiran sipil dan militer yang permanen” di Jalur Gaza
(yaitu 21 pemukiman Yahudi di sana, dan 4 pemukiman di Tepi Barat), namun akan
“mengawasi dan mengawal kantong-kantong eksternal di darat, akan mempertahankan
kontrol eksklusif di wilayah udara Gaza, dan akan terus melakukan kegiatan
militer di wilayah laut dari Jalur Gaza.”
Pemerintah Israel berpendapat bahwa “akibatnya, tidak akan ada dasar untuk
mengklaim bahwa Jalur Gaza adalah wilayah pendudukan,” sementara yang lainnya
berpendapat bahwa, apabila pemisahan diri itu terjadi, akibat satu-satunya
ialah bahwa Israel “akan diizinkan untuk menyelesaikan tembok – artinya,
Penghalang Tepi Barat Israel – dan mempertahankan situasi di Tepi Barat seperti
adanya sekarang ini”
Di hari kemenangan Partai Kadima pada pemilu tanggal 28 Maret 2006 di
Israel, Ehud Olmert – yang kemudian diangkat sebagai Perdana Menteri Israel
menggantikan Ariel Sharon yang berhalangan tetap karena sakit – berpidato.
Dalam pidato kemenangan partainya, Olmert berjanji untuk menjadikan Israel
negara yang adil, kuat, damai, dan makmur, menghargai hak-hak kaum minoritas,
mementingkan pendidikan, kebudayaan dan ilmu pengetahuan serta terutama sekali
berjuang untuk mencapai perdamaian yang kekal dan pasti dengan bangsa
Palestina.
Olmert menyatakan bahwa sebagaimana Israel bersedia berkompromi untuk
perdamaian, ia mengharapkan bangsa Palestina pun harus fleksibel dengan posisi
mereka.
Ia menyatakan bahwa bila Otoritas Palestina, yang kini dipimpin Hamas,
menolak mengakui Negara Israel, maka Israel “akan menentukan nasibnya di
tangannya sendiri” dan secara langsung menyiratkan aksi sepihak. Masa depan
pemerintahan koalisi ini sebagian besar tergantung pada niat baik partai-partai
lain untuk bekerja sama dengan perdana menteri yang baru terpilih.
Sebagai catatan akhir, Perdana Menteri Israel
setelah Benjamin Netanyahu berturut-turut adalah Ehud Barak, Ariel Sharon, dan
yang masih berkuasa di Israel
dalam penyerangan di Gaza
sekarang adalah Ehud Olmert.
Sedangkan 4 faksi utama di Palestina adalah PLO, Al-Fatah, Jihad Islam
Palestina (JIP), dan yang berkuasa sekarang di Palestina adalah Hamas dengan
Perdana Menterinya Ismail Haniya.
Sumber : Status tmn FB Generasi
muda NU
Intuisi, 140714. Sewaktu lilin dinyalakan, seketika itu kulihat
muncul penampakan orang suci sedang duduk berharap tentang kehidupan. Saat
kelaparan menghalunisasi jiwa-jiwa yg kosong seakan seperti kerasukan makhluk
halus. Tanpa alasan mungkinkah mereka tersadar 1 roket berharga sekian maka 9
bulan 10 hari bunda mengandung dan angka pertumbuhan pun akan terus
berkelanjutan. Oh, hari jum’at yg shaduh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar