Sumber : http://informasi-budidaya.blogspot.com/2009/01/tata-cara-pembuatan-kompos-cair.html
Dalam
pengolahan kompos ini, peran masyarakat cukup tinggi. Karena budaya ini
lebih efektif bila dimulai dari rumah sendiri, yaiu menumbuhkan
kebiasaan untuk memisahkan sampah kering (non-organik) dan sampah basah
(organik). Kenapa harus dipisahkan? karena kedua sampah tersebut
pemanfaatannya berbeda, yakni : sampah kering bisa didaur ulang menjadi
berbagai macam barang, sedangkan sampah organik bisa dimanfaatkan
menjadi kompos dan pupuk cair. Pupuk yang dihasilkan dari sampah organik
ini biasa disebut dengan pupuk organik. Selain menyehatkan lingkungan,
keunggulan lain dari pupuk organik ini adalah dapat membantu
revitalisasi produktivitas tanah, menekan biaya usaha tani, serta
meningkatkan kualitas produk.
Pada
dasarnya, sampah organik tidak hanya bisa dibuat menjadi kompos atau
pupuk padat, tetapi bisa juga dibuat sebagai pupuk cair. Pupuk cair ini
mempunyai banyak manfaat. Mulai dari fungsinya sebagai pupuk, hingga
sebagai aktivator untuk membuat kompos.
Untuk
membuat kompos cair dibutuhkan alat atau wadah yang disebut komposter.
Yakni sebuah tempat yang dibuat dari tong sampah plastik atau kotak
semen yang dimodifikasi dan diletakkan di dalam atau di luar ruangan.
Komposter ini bertujuan untuk mengolah semua jenis limbah organik rumah
tangga menjadi bermanfaat.
Adapun langkah-langkah untuk melakukan pengomposan dengan menggunakan komposter, adalah sebagai berikut :
1. Pilih
sampah organik seperti sisa makanan, sisa sayuran, kulit buah, sisa
ikan, dan daging segar agar terpisah dari sampah. Sampah berupa plastik,
kardus bekas minyak, oli, beling, dan air sabun harus dipisahkan agar
prosesnya berjalan cepat.
2. Sampah
yang berukuran besar seperti batang tanaman, sayuran daun, atau kulit
buah yang keras sebaiknya dirajang terlebih dahulu agar pembusukannya
sempurna. Selain itu, volume sampah yang terapung juga semakin banyak.
3. Siapkan
cairan bioaktivator boisca, yakni salah satu bioaktivator yang bisa
digunakan untuk mempercepat proses pengomposan. Bioaktivator ini
berfungsi untuk membantu mempercepat proses pembusukan.
Tata cara penggunaannya sebagai berikut, Pertama, siapkan sprayer ukuran 1 liter. Kedua,
isi sprayer dengan air. Sebaiknya gunakan air sumur karena tidak
mengandung kaporit. Namun, jika ingin memakai air PAM, air tersebut
harus diendapkan terlebih dahulu selama satu malam. Tujuannya agar
kaporitnya menguap. Pasalnya, kaporit di dalam air bisa mematikan
mikroba yang ada di dalam boisca. Ketiga, tambahkan boisca ke dalam sprayer dengan perbandingan 1 liter air ditambah dengan 1-2 tutup botol boisca. Dan, Keempat, kocok-kocok sampai merata. Setelah itu, cairan siap digunakan.
4. Setelah
sampahnya terkumpul dan dirajang, masukkan seluruhnya ke dalam
komposter, lalu semprotkan boisca hingga merata ke seluruh sampah dan
tutup rapat komposter.
5. Pada
awal pemakaian, komposter baru bisa menghasilkan lindi (air sampah)
atau kompos cair setelah dua minggu. Selanjutnya, pemanenan lindi
dilakukan setiap 1-2 hari sekali.
Teknik pembuatan kompos cair ini diungkapkan Sukamto Hadisuwito dalam buku Membuat Pupuk Kompos Cair
yang diterbitkan oleh AgroMedia Pustaka. Buku ini berisi tentang tip
mengolah sampah di rumah sendiri, jenis-jenis pupuk organik padat dan
cair, manfaat pupuk organik cair, serta aplikasi pupuk cair pada
tanaman.
Terimakasih, dan selamat mencoba……
Tidak ada komentar:
Posting Komentar