Jumat, 02 Mei 2014

Biogas Bisa Dikemas Dalam Tabung

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - BIOGAS selama ini digadang-gadang menjadi alternatif sumber energi terbarukan, di tengah kekhawatiran dampak polusi dan ketersediaan bahan bakar fosil. Namun kenyataannya, biogas hanya digunakan untuk keperluan rumah tangga seperti memasak. Padahal, jika diproses lebih lanjut biogas juga dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik dan menggerakkan mesin.

Peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM) yang menamai kelompoknya Sains untuk Rakyat melakukan serangkaian riset dan uji coba untuk mengolah biogas. Penelitian mereka bertujuan agar biogas dapat dimurnikan dan dikemas dalam bentuk tabung. Telah terbukti proses pengolahan biogas ini mampu menghidupkan mesin berbahan bakar bensin.

Sains untuk Rakyat terdiri dari Wiratni, ST, MT, PhD (Teknik Kimia-Purifikasi Biogas), Dr Ir Aswati Mindaryani, MSc (Teknik Kimia-Purifikasi Biogas), Ir Imam Prasetyo, M.Eng, PhD (Teknik Kimia-Pengembangan Material Karbon Sebagai Adsorben), Teguh Ariyanto, ST, MEng (Teknik Kimia-Pengembangan Material Karbon Sebagai Adsorben), dan Jayan Sentanuhady, ST, MEng, PhD (Teknik Mesin-Perancangan dan Evaluasi Sistem Kompresi).

Grup ini didukung pula oleh Anies Mutiari dari LIPI Bandung untuk pengembangan unit pilot purifikasi biogas dan Daniel Tanto dari UD Santosa Teknik Klaten, yang menjadi mitra dalam modifikasi generator listrik dan mesin-mesin industri kecil untuk dioperasikan menggunakan biogas.

Wiratni mengatakan, proses produksi biogas bukanlah suatu teknologi baru. Telah banyak industri yang mengolah limbahnya menjadi biogas. Kendati begitu, teknologi biogas sering tidak bertahan lama.

"Kebanyakan reaktor biogas adalah hibah, jarang sekali yang dibuat dengan biaya pribadi pemiliknya sehingga rasa tanggung jawabnya sering kali kurang," katanya, Rabu (30/4).

Apabila hanya digunakan sebagai bahan bakar untuk keperluan memasak, biaya yang diperlukan untuk membangun instalasi produksi biogas menjadi kurang ekonomis. Pasalnya, bahan bakar berupa kayu bakar dan LPG, misalnya, masih tersedia dengan harga yang murah.

Kampanye mengenai konservasi hutan dan lingkungan juga tidak berdampak serius dalam mengubah cara hidup masyarakat yang terlanjur terpola. "Jadi, untuk membuat biogas menjadi bagian gaya hidup modern, baik di kota maupun di desa, pemanfaatan biogas harus dibentuk dalam konteks yang lebih kontemporer," ujar Wiratni.

Murnikan Biogas

Berawal dari kondisi itu, Wiratni dan rekan-rekannya bergerak. Mereka bertekad menjadikan biogas, yang merupakan energi alternatif ramah lingkungan, dapat menggantikan bahan bakar konvensional. Di samping itu, tim juga bermaksud untuk mengonversi biogas menjadi listrik dan menjadikan biogas sebagai bahan bakar kendaraan bermotor.

Hal tersebut diwujudkan dengan membuat sebuah sistem purifikasi dan penyimpanan biogas dalam kemasan tabung atau tangki. "Dengan dikemas dalam tabung bisa lebih meningkatkan nilai jual biogas dan mudah dalam pendistribusiannya ke berbagai daerah," terangnya.

Sebelum dilakukan penyimpanan biogas dalam tabung atau penggunaan lain, terlebih dulu dilakukan pemurnian atau purifikasi. Wiratni menjelaskan dalam biogas terkandung sekitar 50-60 persen metana yang merupakan bahan bakar dan 40 persen sisanya adalah senyawa-senyawa pengotor, seperti karbondioksida, uap air, dan hidrogen sulfida.

Gas-gas pengotor tersebut tidak bisa terbakar dan menurunkan nilai kalor biogas, bahkan menimbulkan korosi (karat) sehingga harus dihilangkan dulu. Proses purifikasi biogas dilakukan menggunakan resin yang dapat memisahkan karbondioksida dan hidrogen sulfida dari biogas dengan mekanisme pertukaran ion.

Dengan demikian, alat purifikasi dapat dibuat ringkas dan hampir tanpa cairan sehingga dalam melakukan pemeliharaan tidak terlalu sulit. Perawatan hanya dengan melakukan penambahan air secara berkala untuk sekadar membasahi permukaan resin.

Mengenai alasan pemilihan pengemasan dalam tabung, Wiratni menjelaskan, hal itu tak lepas dari jauhnya jarak antara tempat produksi dengan kawasan perkotaan. Padahal, produksi biogas terdapat dalam jumlah yang melimpah dan melebihi kebutuhan pada lokasi reaktornya. Tabung dianggap mampu mengakomodasi kondisi tersebut.

"Selain memudahkan saat pendistribusian, pengemasan dalam tabung juga bertujuan bisa menjadi bahan bakar pada alat transportasi. Dalam riset kami ini difokuskan pada sepeda motor," tambahnya.

Meskipun masih dalam skala riset, tidak menutup kemungkinan suatu saat produk tersebut akan ditawarkan pada sejumlah mitra yang kompeten untuk pengembangan lebih lanjut ke arah komersial, tentunya setelah teknologinya benar-benar matang.

"Sebagai bagian dari universitas, grup riset kami memposisikan diri sebagai pemilik teknologi dan R&D team. Kami tidak akan berbisnis. Jadi, pengembangan selanjutnya tergantung dari pengembangan kemitraan yang sesuai dengan visi dan misi UGM sebagai universitas kerakyatan," tutur Wiratni. (Tribunjogja.com)

http://jogja.tribunnews.com/2014/05/02/biogas-bisa-dikemas-dalam-tabung/

Tidak ada komentar: