Jumat, 09 Mei 2014

Kaitan Gempa Bumi dan Letusan Gunung Api

TEMPO.CO, Jakarta - Hubungan antara gempa tektonik dan letusan gunung api rupanya masih menimbulkan pertanyaan pada sebagian masyarakat. Ada yang menganggap gempa tektonik dapat memicu letusan gunung api. Ada yang berpandangan letusan gunung api bisa menyebabkan gempa tektonik.

Kepala Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI Haryadi Permana mengatakan gempa tektonik, yang dipicu tumbukan antarlempeng bumi, tidak ada kaitannya dengan aktivitas gunung api. 


"Keduanya tidak ada hubungan langsung," katanya saat dijumpai di sela acara lokakarya internasional bertajuk "Climate and Societal Change in Coastal Areas in Indonesia and South East Asia" di Hotel Grand Sahid Jaya, Rabu, 19 Februari 2014.


Menurut Haryadi, gempa tektonik dan letusan gunung api bisa dikatakan sama-sama bersumber dari lempeng bumi. Bedanya, gempa tektonik merupakan getaran yang timbul akibat tumbukan dua lempeng bumi (subduksi). Sedangkan letusan gunung api dipicu magma atau lelehan lempeng bumi yang mendesak keluar ke permukaan.


Peneliti senior Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI, Profesor Dr Jan Sopaheluwakan, mengatakan anggapan gempa tektonik bisa memicu erupsi gunung api masih belum terbukti secara ilmiah. "Ini kan hipotesis dan masih perlu dibuktikan," katanya di tempat yang sama. 

Spekulasi itu, kata Jan, bisa jadi muncul karena dapur magma gunung api biasanya mengandung banyak gas. Nah, getaran dari gempa tektonik diduga turut memicu gas untuk bergerak mencari jalan keluar sehingga meningkatkan aktivitas gunung api. Namun anggapan ini masih belum dapat dibuktikan kebenarannya.


"Belum pernah ada dampak gempa tektonik terhadap letusan gunung api," ujar Haryadi. Dia mencontohkan, gempa Yogyakarta tahun 2006 tidak serta-merta memicu erupsi Gunung Merapi meski letaknya berdekatan.


Lain halnya dengan gempa vulkanik yang memang hanya terjadi pada tubuh gunung api akibat migrasi magma dari perut bumi ke permukaan. Gempa vulkanik bersifat lokal dan muncul ketika gunung api akan meletus. Berbeda dengan gempa tektonik yang getarannya bisa dirasakan hingga puluhan kilometer.


"Semakin sering gempa dangkal, magmanya semakin dekat ke permukaan," kata Haryadi mengenai peningkatan aktivitas gempa vulkanik yang tercatat seismograf jelang erupsi gunung api.


Sumber : http://www.tempo.co/read/news/2014/02/19/061555777/Kaitan-Gempa-Bumi-dan-Letusan-Gunung-Api

Tidak ada komentar: