Hal yang perlu
diketahui.
Jika saluran
magma dalam tubuh gunung api sudah relatif terbuka maka letusan gampang
terjadi.
Ada beberapa
jenis letusan gunung api diantaranya letusan eksplosif dan efusif.
Letusan eksplosif
terjadi jika tingginya kegempaan vulkanik sedangkan apabila letusan terjadi berasal
dari guguran kubah lava yang diikuti awan panas guguran maka letusan itu
dikenal sebagai efusif.
Bila terbukti
pertumbuhan kubah lava masih berlangsung, dan gempa-gempa frekuensi rendah juga
masih terus terekam. "Kondisi ini menunjukkan bahwa fluida (gas, magma,
dan uap) masih menuju permukaan.
"Selama kubah lava tumbuh, kemungkinan terjadi awan
panas atau sekadar guguran”
Awan panas jenis guguran bisa terjadi karena kubah lava di
puncak gunung runtuh.
Guguran kubah lava yang memicu awan panas terjadi bukan
disebabkan gaya
berat, melainkan terdesak suplai magma baru dengan ancaman terbatas pada radius
kurang dari 3 kilometer.
Lalu bila kita amati jika terjadi pelapukan batuan akibat
letusan yg bisa memperlemah kestabilan lereng gunung hal ini berpotensi
terjadinya longsor dan banjir bandang, terutama di daerah lembah. Jika di
puncak gunung hujan lebat dalam durasi lama, potensi lahar hujan pun harus bisa
kita antisipasi.
Pikiranku. Bagaimana dengan penanganan gunung Merapi, enak
mana ya dikasih hujan terus apa kering namun kesulitan air ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar