Bismilaahirrahmaanirrahiim. . . .
Saat menjelang wafat, Nabi Nuh a.s memanggil anak-anaknya untuk menghadap
beliau. Maka Sam a.s segera datang menemuinya, namun kedua saudaranya tidak
muncul yaitu Ham dan Yafits. Akibat dari ketidakpatuhan Ham dan Yafits, Allah
kemudian menurunkan ganjaran kepada mereka. Yafits yang tidak datang karena
lebih memilih berdua dengan istrinya (berhubungan suami istri) kemudian
melahirkan anak bernama Sannaf. Kelak kemudian Sannaf menurunkan anak yang
ganjil. Ketika dilahirkan, keluar sekaligus anak-anak dalam wujud kurang
sempurna. Selain itu ukuran besar dan bobot masing-masing juga berbeda, ada
yang fisiknya besar sedangkan lainnya kecil. Untuk selanjutnya yang besar
kemudian terus tumbuh hingga melebihi ukuran normal (raksasa), sebaliknya yang
bertubuh kecil terus kecil seperti liliput. Mereka kemudian dikenal sebagai
Ya’juj dan Ma’juj.
Selain wujudnya yang ganjil, Ya’juj dan Ma’juj mempunyai nafsu makan yang
melebihi normal. Padahal bilamana
mereka makan tumbuhan tertentu maka tumbuhan itu akan berhenti tumbuh sampai
kemudian mati. Demikian pula
bila minum air dari suatu tempat maka airnya tidak akan bertambah lagi.
Sehingga banyak sumber-sumber air dan sungai menjadi kering karenanya.
Masyarakat di sekitar mereka pun harus menanggung dampaknya yaitu krisis pangan
dan air.
Karena interaksi sosial yang
tidak kondusif akibat masalah yang dibawa oleh Ya’juj dan Ma’juj ini maka
mereka kemudian cenderung mengisolasi diri di suatu celah gunung di
tengah-tengah komunitas induk bangsa-bangsa keturunan Yafits lainnya, yang
antara lain meliputi bangsa: Armenia, Rusia/Slavia, Romawi dan Turk di
wilayah-wilayah luas seputar Laut Hitam. Namun bilamana mereka membutuhkan
makan dan minum, akan keluar secara serentak bersama-sama ke daerah-daerah
sekitarnya yang masih belum tersentuh oleh mereka sebelumnya. Karena kondisi
fisiknya, mereka mampu menempuh perjalanan jauh dalam waktu relatif lebih
pendek dibandingkan oleh manusia normal. Bagi golongan raksasa karena mereka
mampu melangkah dengan jangkauan lebar sedangkan golongan liliput adalah karena
sedemikian ringan bobotnya terhadap gravitasi bumi sehingga bila berjalan
sangat cepat seperti meluncur bersama angin.
Pada puncak keresahan masyarakat
pada masa itu, Allah SWT kemudian mengutus salah satu hambaNya yang berkulit
kehitaman (tetapi bukan termasuk ras negro) dengan dua benjolan kecil (tidak
bertulang tanduk) di kedua sisi keningnya yang sebenarnya lebih sering tak
tampak karena tertutupi oleh surbannya yaitu Dzul Qarnain untuk menghadang laju
Ya’juj dan Ma’juj yang telah menimbulkan kerusakan alam yang akan terus
bertambah luas.
"Berilah Aku
potongan-potongan besi," hingga apabila besi itu telah sama rata dengan
kedua puncak gunung itu, berkatalah dzulqarnain,"Tiuplah (api itu),"
Hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, diapun
berkata,"Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar kutuangkan ke atas besi
panas itu." -Al Kahfi: 96-
Sesuai petunjuk Allah, Dzul
Qarnain kemudian mengajak masyarakat di sekitar lokasi tempat tinggal Ya’juj
dan Ma’juj untuk bersama-sama membuat dinding tembaga dan besi yang akan
menutup satu-satunya lubang keluar masuk mereka. Setelah selesai, masyarakat
yang sebelumnya tinggal di dekat dinding diajak untuk meninggalkan lokasi yang
sudah kering tanpa air dan tumbuhan tersebut menuju ke tempat lain yang lebih
layak untuk di huni.
"Maka mereka tidak bisa
mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melobanginya." -Al Kahfi: 97-
Ya’juj dan Ma’juj yang telah
terkurung terus berupaya membuka dinding logam tersebut dengan segala cara,
bahkan dengan menjilatinya karena mereka tahu bahwa benda apapun yang mereka
sentuh dengan mulutnya akan berhenti tumbuh/bertambah, kering atau tergerus.
Cara ini mampu membuat bagian-bagian dinding yang mereka sentuh menjadi tipis.
Namun setiap kali akan berlubang, Allah mengembalikan lagi kondisinya seperti
semula. Untuk bertahan hidup selama terkurung di balik dinding, Allah
menumbuhkan sejenis lumut, sebagai satu-satunya tumbuhan yang dapat terus
tumbuh dan justru makin bertambah banyak setiap kali dimakan oleh masyarakat
Ya’juj dan Ma’juj.
"Dzulqarnain
berkata,"Ini (dinding) adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah
datang janji Tuhanku. Dia akan menjadikannya hancur luluh, dan janji Tuhanku
itu adalah benar." -Al Kahfi: 98-
Allah SWT juga mewahyukan kepada
Dzul Qarnain bahwa dinding itu akan terjaga dan baru akan terbuka bila saatnya
tiba yaitu kelak menjelang datangnya Hari Kiamat. Kemudian Allah menjadikan
gaib (tidak terlihat) lokasi dinding tersebut.
"Hingga apabila dibukakan
(tembok) Ya'juj dan Ma'juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat
yang tinggi." -Al Anbiyaa: 96-
Mereka berusaha untuk keluar
dengan berbagai cara, hingga sampai saat matahari akan terbenam mereka telah
dapat membuat sebuah lobang kecil untuk keluar. Lalu pemimpinnya berkata,'Besok kita lanjutkan
kembali pekerjaan kita dan besok kita pasti bisa keluar dari sini." Namun
keesokkan harinya lubang kecil itu sudah tertutup kembali seperti sedia kala
atas kehendak Allah. Mereka pun bingung tetapi mereka bekerja kembali untuk
membuat lubang untuk keluar. Demikian kejadian tersebuat terjadi
berulang-ulang. Hingga kelak menjelang Kiamat, di akhir sore setelah membuat
lubang kecil pemimpin mereka berkata,“InsyaAllah, Besok kita lanjutkan kembali
pekerjaan kita dan besok kita pasti bisa keluar dari sini.” Maka keesokan
paginya lubang kecil itu masih tetap ada, kemudian terbukalah dinding tersebut
sekaligus kegaibannya dari penglihatan masyarakat luar sebelumnya. Dan Kaum
Ya’juj dan Ma’juj yang selama ribuan tahun terkurung telah berkembang pesat
jumlahnya akan turun bagaikan air bah memuaskan nafsu makan dan minumnya di
segala tempat yang dapat mereka jangkau di bumi.
Pada saat Ya'juj dan Ma'juj menyerang pada saat mendekati kiamat nanti dan
saat itu masyarakat muslim termasuk Nabi Isa a.s yang telah terpojok di sebuah
gunung (tur). Nabi Isa dan Umat muslim lalu bersama-sama berdoa kepada Allah
agar terhindar dari masalah akibat perbuatan Ya’juj dan Ma’juj. Kemudian Allah
SWT memerintahkan ulat-ulat yang tiba-tiba menembus keluar dari tengkuk Ya’juj
dan Ma’juj yang langsung mengakibatkan kematian mereka secara serentak.
WaAllahu 'Alam.