Dahulu kalah ada seorang wanita cantik, sexy dan montok. Beliau bekerja menjadi seorang pimpinan sebuah bank
cabang ternama. Entah mengapa bisa saja terpikir oleh beliau untuk
menguntit atau meminjam sedikit-dikit uang yg ada direkening tabungan
nasabah yg sekiranya jarang diperhatikan setelah nasabah tersebut
menabung.
Singkat cerita. Setelah ada cukup banyak uang yg telah terkumpul, kemudian wanita cantik itu menaruh ke tabungan deposito atas nama samaran wanita cantik itu. Setelah sekian waktu menikmati hasil dari uang yg trs berkembang. Tiba-tiba
salah seorang nasabah melaporkan tentang keberadaan uang tabungan yg
berkurang sangat banyak. Katanya begini, loh wong tdk pernah tarik uang
kok tahu- tahu uang berkurang, bknkah biaya administrasi tiap bulan tdk
begitu besar. Dimana nih malin itu berada? sahut nasabah ntu dgn logat gaya bahasa yg cukup bisa dimengerti.
Setelah usut punya
usut akhirnya ketahuan juga hal itu sama komisi pemberantasan korupsi
(KPK). Akibat sikap wanita cantik tersebut maka beliau harus
mempertanggung jawabkan perbuatannya dgn dikenakan pasal pencucian uang (money laundry)
kasus pun selesai (close). Hore, harga pun stabil karna inflasi
berkurang, investor kembali menaruh kepercayaan karna sistem yg bagus
dan menguatlah nilai mata uang.
Ntu menceritakan
tentang pencucian uang. Misal uang perusahaan/negara untuk sebuah proyek
ditabung deposito contoh nabung setor Rp 10 jt bunganya sekitar Rp 100
rebu/bln kalo Rp 1 milyar bunganya Rp 1 jt lebih trs begitu
kelipatannya. Walaupun cuma ditabung beberapa hari saja bkn tabungan
deposito contoh nabung setor Rp 200 jt dlm waktu seminggu bunganya bisa
Rp 1 jt. Padahal atas nama doang bkn uang milik sendiri hanya mengambil
bunganya saja.
Pesan cerita :
Suka kesucian, cinta kesucian buat apa menghiasi diri namun batin
tersiksa. Semakin baik niat dan tujuan, semakin berat rintangan dan
tantangan. Dan jgn sekali-kali memiliki angan-angan namun tidak ada
berusaha. Suci dhohir ada batasan namun suci batin tdk ada batasan.
”Suci pasti bersih, bersih belum tentu suci”. Selamat menikmati hidup.
Karangan saksi bisu 1998 by: sih miskin yg penyayang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar