Jakarta - Maafkan
kami para dokter yang terluka
Kalau suatu hari nanti kami mau cuti bersama
Karena sudah terlalu letih kami bekerja
Melaksanakan profesi menyelamatkan nyawa
Dan meningkatkan kualitas hidup bangsa
Begitulah bunyi salah satu bait puisi yang ditulis seorang dokter seksologi, dr Wimpie Pangkahila. Puisi yang mengisyaratkan jika dokter juga manusia biasa itu beredar di media sosial Facebook.
Dokter yang juga pakar andrologi dan seksologi itu mengaku memang gemar menulis puisi. Dirinya banyak menulis puisi untuk menyampaikan apa yang ada di benaknya.
"Sudah baca kan? Saya kan emang penulis puisi," ujar dr Wimpie saat berbincang dengan detikcom, Selasa (26/11/2013).
Dalam puisinya, dr Wimpie mengutarakan 'permintaan maafnya' mewakili dokter-dokter Indonesia yang lelah padahal sudah menjalani profesi sesuai prosedur. Namun, masih saja dianggap tidak profesional dalam menjalankan pekerjaannya. Hal itu tertuang dalam bait lain dalam puisi berjudul 'Puisi Permintaan Maaf: dari dokter Indonesia' itu.
Jangan bilang dokter mogok kerja
Bukankah cuti bersama boleh saja
Walaupun bersama sama seluruh Nusantara?
Dan jangan bilang ini arogansi semata
Karena kami juga manusia biasa
Ya, kami memang manusia biasa
Yang kecewa ketika diperlakukan tanpa rasa
Yang terluka ketika disiram kopi panas di wajah ini
Yang tak berdaya ketika dipenjara
Yang terhina ketika iklan bohong kesehatan dibiarkan merajalela
Padahal korban berjatuhan di mana mana
Kalau suatu hari nanti kami mau cuti bersama
Karena sudah terlalu letih kami bekerja
Melaksanakan profesi menyelamatkan nyawa
Dan meningkatkan kualitas hidup bangsa
Begitulah bunyi salah satu bait puisi yang ditulis seorang dokter seksologi, dr Wimpie Pangkahila. Puisi yang mengisyaratkan jika dokter juga manusia biasa itu beredar di media sosial Facebook.
Dokter yang juga pakar andrologi dan seksologi itu mengaku memang gemar menulis puisi. Dirinya banyak menulis puisi untuk menyampaikan apa yang ada di benaknya.
"Sudah baca kan? Saya kan emang penulis puisi," ujar dr Wimpie saat berbincang dengan detikcom, Selasa (26/11/2013).
Dalam puisinya, dr Wimpie mengutarakan 'permintaan maafnya' mewakili dokter-dokter Indonesia yang lelah padahal sudah menjalani profesi sesuai prosedur. Namun, masih saja dianggap tidak profesional dalam menjalankan pekerjaannya. Hal itu tertuang dalam bait lain dalam puisi berjudul 'Puisi Permintaan Maaf: dari dokter Indonesia' itu.
Jangan bilang dokter mogok kerja
Bukankah cuti bersama boleh saja
Walaupun bersama sama seluruh Nusantara?
Dan jangan bilang ini arogansi semata
Karena kami juga manusia biasa
Ya, kami memang manusia biasa
Yang kecewa ketika diperlakukan tanpa rasa
Yang terluka ketika disiram kopi panas di wajah ini
Yang tak berdaya ketika dipenjara
Yang terhina ketika iklan bohong kesehatan dibiarkan merajalela
Padahal korban berjatuhan di mana mana
Wimpie juga menyindir iklan-iklan kesehatan yang mengklaim
mampu menyembuhkan penyakit dalam kejapan mata. Salah satu bait
puisinya menyindir masyarakat yang berobat ke pengobatan alternatif yang dapat
menyembuhkan penyakit dengan cepat dan tanpa obat.
"Maafkan kami kalau suatu hari nanti kami cuti bersama. Tetapi janganlah bingung dan kecewa
Karena kalian boleh datangi mereka. Yang mampu sembuhkan kanker payudara tanpa obat apalagi operasi. Yang sembuhkan kanker peranakan dengan ramuan asli. Yang sembuhkan AIDS dalam tiga bulan. Yang sembuhkan impoten dengan ramuan tanaman. Dan yang sanggup mengembalikan keperawanan," tulis Wimpie dalam salah satu bait puisinya itu.
Bahkan, dalam bait terakhir puisi yang ditulis tanggal 21 November 2013 itu Wimpie juga menyindir pemerintah yang sulit memerangi korupsi. Wimpie menyebutkan jika dokter di Indonesia tidak kalah dari dokter luar negeri tapi tak mampu mengobati 'penyakit' korupsi.
"Akhirnya maafkan kami wahai para penguasa negeri ini. Karena walaupun kami tak kalah dengan dokter di luar negeri. Tetapi kami tak mampu mengatasi penyakit gemar korupsi," tulis Wimpie di bait terakhir puisinya.
"Maafkan kami kalau suatu hari nanti kami cuti bersama. Tetapi janganlah bingung dan kecewa
Karena kalian boleh datangi mereka. Yang mampu sembuhkan kanker payudara tanpa obat apalagi operasi. Yang sembuhkan kanker peranakan dengan ramuan asli. Yang sembuhkan AIDS dalam tiga bulan. Yang sembuhkan impoten dengan ramuan tanaman. Dan yang sanggup mengembalikan keperawanan," tulis Wimpie dalam salah satu bait puisinya itu.
Bahkan, dalam bait terakhir puisi yang ditulis tanggal 21 November 2013 itu Wimpie juga menyindir pemerintah yang sulit memerangi korupsi. Wimpie menyebutkan jika dokter di Indonesia tidak kalah dari dokter luar negeri tapi tak mampu mengobati 'penyakit' korupsi.
"Akhirnya maafkan kami wahai para penguasa negeri ini. Karena walaupun kami tak kalah dengan dokter di luar negeri. Tetapi kami tak mampu mengatasi penyakit gemar korupsi," tulis Wimpie di bait terakhir puisinya.
PUISI PERMINTAAN MAAF
dari dokter Indonesia.
Barangkali inilah saatnya
Ketika langkah kita tak boleh berhenti begitu saja
Karena penguasa tak mau peduli
Ketika kita telah dikriminalisasi
Padahal telah bekerja sesuai standar profesi
Maafkan kami para dokter yang terluka
Kalau suatu hari nanti kami mau cuti bersama
Karena sudah terlalu letih kami bekerja
Melaksanakan profesi menyelamatkan nyawa
Dan meningkatkan kualitas hidup bangsa
Jangan bilang dokter mogok kerja
Bukankah cuti bersama boleh saja
Walaupun bersama sama seluruh Nusantara?
Dan jangan bilang ini arogansi semata
Karena kami juga manusia biasa
Ya, kami memang manusia biasa
Yang kecewa ketika diperlakukan tanpa rasa
Yang terluka ketika disiram kopi panas di wajah ini
Yang tak berdaya ketika dipenjara
Yang terhina ketika iklan bohong kesehatan dibiarkan merajalela
Padahal korban berjatuhan di mana mana
Maafkan kami kalau suatu hari nanti kami cuti bersama
Tetapi janganlah bingung dan kecewa
Karena kalian boleh datangi mereka
Yang mampu sembuhkan kanker payudara tanpa obat apalagi operasi
Yang sembuhkan kanker peranakan dengan ramuan asli
Yang sembuhkan AIDS dalam tiga bulan
Yang sembuhkan impoten dengan ramuan tanaman
Dan yang sanggup mengembalikan keperawanan
Sulit kami mengerti mengapa penguasa melakukan pembiaran
Padahal semuanya ini jelas penipuan
Sementara dokter terus ditekan
Dan akhirnya masuk rumah tahanan
Masih adakah di negeri ini keadilan dan kebenaran?
Akhirnya maafkan kami wahai para penguasa negeri ini
Karena walaupun kami tak kalah dengan dokter di luar negeri
Tetapi kami tak mampu mengatasi penyakit gemar korupsi
dari dokter Indonesia.
Barangkali inilah saatnya
Ketika langkah kita tak boleh berhenti begitu saja
Karena penguasa tak mau peduli
Ketika kita telah dikriminalisasi
Padahal telah bekerja sesuai standar profesi
Maafkan kami para dokter yang terluka
Kalau suatu hari nanti kami mau cuti bersama
Karena sudah terlalu letih kami bekerja
Melaksanakan profesi menyelamatkan nyawa
Dan meningkatkan kualitas hidup bangsa
Jangan bilang dokter mogok kerja
Bukankah cuti bersama boleh saja
Walaupun bersama sama seluruh Nusantara?
Dan jangan bilang ini arogansi semata
Karena kami juga manusia biasa
Ya, kami memang manusia biasa
Yang kecewa ketika diperlakukan tanpa rasa
Yang terluka ketika disiram kopi panas di wajah ini
Yang tak berdaya ketika dipenjara
Yang terhina ketika iklan bohong kesehatan dibiarkan merajalela
Padahal korban berjatuhan di mana mana
Maafkan kami kalau suatu hari nanti kami cuti bersama
Tetapi janganlah bingung dan kecewa
Karena kalian boleh datangi mereka
Yang mampu sembuhkan kanker payudara tanpa obat apalagi operasi
Yang sembuhkan kanker peranakan dengan ramuan asli
Yang sembuhkan AIDS dalam tiga bulan
Yang sembuhkan impoten dengan ramuan tanaman
Dan yang sanggup mengembalikan keperawanan
Sulit kami mengerti mengapa penguasa melakukan pembiaran
Padahal semuanya ini jelas penipuan
Sementara dokter terus ditekan
Dan akhirnya masuk rumah tahanan
Masih adakah di negeri ini keadilan dan kebenaran?
Akhirnya maafkan kami wahai para penguasa negeri ini
Karena walaupun kami tak kalah dengan dokter di luar negeri
Tetapi kami tak mampu mengatasi penyakit gemar korupsi
http://news.detik.com/read/2013/11/27/080459/2424576/10/2/ini-tujuan-dr-wimpie-tulis-puisi-permohonan-maaf-dari-dokter
Tidak ada komentar:
Posting Komentar