GUNUNGKIDUL - Komoditas gaplek menjadi salah satu produk unggulan asal
Gunungkidul yang menembus pasar ekspor. Namun produksi gaplek asal Gunungkidul
ini belum mampu untuk mencukupi kebutuhan luar negeri yang mencapai lima juta ton per tahun.
Pasar internasional yang masih terbuka lebar tersebut menjadi daya tarik
bagi investor untuk menanamkan modalnya di Gunungkidul. Salah satunya CV Glory
Persada Manunggal yang membangun pabrik
berkapasitas 100 ribu ton di wilayah Semanu. Diharapkan keberadaan pabrik ini
bisa menyerap produksi gaplek petani di Gunungkidul.
Direktur Utama CV Glory Persada Manunggal, Edi Kartono Sukamto mengatakan
kebutuhan gaplek dari China, Korea dan
Jepang cukup besar. Namun Indonesia
baru bisa mencukupi sekitar lima
persennya saja. Untuk itu pihaknya berharap produksi gaplek di Gunungkidul
lebih ditingkatkan sehingga bisa memenuhi kebutuhan pasar internasional.
"Kita baru bisa memenuhi kebutuhan dari China,
Korea
dan Jepang sebanyak 5 persen atau sekitar 200 ribu ton. Pangsa pasarnya masih
cukup terbuka lebar," katanya, Sabtu (21/6/2014).
Edi menjelaskan, dengan berdirinya pabrik gaplek baru ini, dirinya berharap
bisa meningkatkan kesejahteraan para petani di Gunungkidul. Petani dan pelaku
usaha gaplek bisa menjual hasil pertaniannya langsung ke perusahaan sehingga
harganya lebih tinggi. Dengan begitu, nantinya masyarakat terutama petani lebih
sejahtera lagi.
"Harga gaplek saat ini berkisar Rp 2000 perkilogram, sementara ketela basah Rp 800 kilogram. Dengan adanya pabrik ini
diharapkan harga gaplek bisa stabil," jelasnya.
(Hari Susmayanti/ tribunjogja)
Sumber : Gunungkidul
Online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar