Sabtu, 25 Oktober 2014

Biomass Pellet Bantul Tembus Korea

Jogja sedang mengerakkan bidang energi yang bisa diperbarui. Rencana kelanjutannya investor pun berminat akan mengembangkan bidang keamanan network dan cyber serta pendidikan. Yogya memang Istimewa.


Biomass Pellet merupakan bahan bakar alternatif ramah lingkungan. Seperti : limbah biogas, serbuk gergaji, sekam padi, jerami yang ditambahkan tepung tapioka sebagai bahan pencampur dan supaya merekat. Limbah industri perkebunan juga diolah seperti sampah tebu. http://krjogja.com/read/234996/biomass-pellet-bantul-tembus-korea.kr

 

Bahan bakar alternatif dan ramah lingkungan dari Bantul, Biomass Pellet (Fira Nurfiani)
BANTUL (KRjogja.com) - Biomass Pellet yang merupakan bahan bakar alternatif ramah lingkungan dan belum lama ini diproduksi di Desa Kalangan Bangunjiwo Bantul tembus ekspor di Korea dan Jepang. Produk bahan bakar alternatif hemat energi dan murah ini memanfaatkan potensi kekayaan hayati yang dimiliki nusantara berupa limbah pertanian, perkebunan dan industri yang berbasis bahan alam.

Direktur Pemasaran PT Greeno Inovasi Energi, Ayus Dodi Kirana yang memproduksi Biomass Pellet ini menyampaikan bahan bakar alternatif ini baru berkembang kurang lebih lima tahun lalu.  Industri biomass ini mulai dikenalkan karena sebenarnya Indonesia ini terkenal dengan keragaman hayatinya dimana itu betul-betul bisa diolah menjadi bahan bakar. 

Menurut Ayus Indonesia kaya akan bahan bakar minyak bumi namun sayang tidak bisa terbaharukan. Sedangkan biomas hadir sebagai sumber energi alternatif yang selalu ada baik jenis maupun volumenya. Salah satu yang sedang dikembangkan di Bantul adalah limbah serbuk gergaji yang ada di Jateng dan DIY.

"Bisa juga industri rakyat yang selalu ada sepeti sekam padi, jerami yang ditambahkan tepung tapioka sebagai bahan pencampur dan supaya merekat. Limbah industri perkebunan juga diolah seperti sampah tebu dan uang lusuh atau tidak layak edar dari Bank Indonesia (BI)," tuturnya di pabrik Biomass Pellet. (M-3)

Biomass Pelet, Bahan Bakar Alternatif Dari Limbah Uang Kertas

BANTUL (KRjogja.com) - Terbatasnya bahan bakar terutama dari minyak bumi, mendorong berbagai pihak untuk menciptakan bahan bakar alternatif. Bahan yang digunakan bervariasi, mulai dari serbuk kayu sisa penggergajian, limbah tebu, tembakau, tepung tapioka hingga uang kertas rusak.

Salah satu perusahaan yang menciptakan bahan bakar alternatif adalah PT Greeno Inovasi Energi (GIE) di Dusun Kalangan, Desa Bangunjiwo Kecamatan Kasihan, Bantul. Perusahaan ini berhasil mengembangkan bahan bakar alternatif yang irit dan ramah lingkungan bernama Biomass Pelet.

Saat ditemui belum lama ini, Kepala Produksi PT GIE, Fery Wibowo menyampaikan, Biomass Pelet dibuat dengan bahan serbuk kayu limbah penggergajian, ampas tebu, tembakau, tepung tapioka dan uang kertas rusak yang sudah dihancurkan dari Bank Indonesia (BI). Bahan-bahan ini kemudian diolah menjadi bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan.

"Bahan bakar minyak dan gas sangat terbatas dan sulit diperbaharui. Kita harus menciptakan bahan bakar alternatif, salah satunya Biomass Pelet ini," kata Fery.

Cara pembuatan Biomass Pelet, tambah Fery, diawali dengan mencampur semua bahan kemudian diolah menggunakan mesin khusus. Biomass Pelet yang sudah jadi, akan berbentuk menyerupai peluru dengan ukuran sekitar 2cm. "Warnanya hijau tua kehitaman," imbuhnya.

Sementara penggunaan Biomass Pelet, lanjutnya, membutuhkan tungku yang dirancang khusus. Di dalamnya, terdapat kaleng dengan lubang kecil di bagian atas dan bawah sebagai tempat menampung Biomass Pelet yang dibakar. "Nantinya, Biomas Pelet yang dibakar akan menghasilkan gas dan keluar dari lubang-lubang kecil itu," jelasnya.


Selain ramah lingkungan, Biomass Pelet juga diyakini lebih irit. Dengan asumsi, 1kg Biomass Pelet seharga Rp 2.500 bisa menyala hingga diua jam. Sedangkan penggunaan gas elpiji, membutuhkan 1kg seharga Rp 6.000 untuk menyala dua jam.  "Api yang dihasilkan juga lebih panas, sekitar 450 derajat celcius," tegasnya.
Selama ini, menurut Fery, Biomass Pelet sudah digunakan berbagai industri kecil atau industri rumah tangga seperti peternakan ayam, penetasan telur, bisnis katering, pembuatan gerabah, produksi kerajinan kayu, hingga produksi mebel. "Karena kalau pakai gas atau istrik, butuh biaya lebih besar," tandasnya. (Unt)


http://krjogja.com/read/236071/biomass-pelet-bahan-bakar-alternatif-dari-limbah-uang-kertas.kr

Tidak ada komentar: