BANDUNG,
suaramerdeka.com – Retakan baru muncul di dasar Kawah Ratu Gunung
Tangkuban Parahu (2.084 mdpl) di perbatasan Kabupaten Bandung Barat dan Subang.
Fenomena tersebut merupakan dampak dari tekanan kuat dari perut gunung api yang
statusnya sudah dinaikan menjadi Waspada itu.
“Bentuk retakannya mirip bintang
Mercy. Baru ketahuan Kamis (1/1) lalu karena setelah dinaikan menjadi Waspada
sehari sebelumnya, kami tak sempat mengecek karena visual tak memungkinkan,”
jelas Kepala PVMBG, M Hendrasto di Bandung, Jumat (2/1) siang.
Dengan kondisi tersebut, pihaknya
semakin mengintensifkan pengamatan terutama dalam menganalisis data-data
kegempaan. Petugas berupaya memetakan besaran energi yang tengah dihimpun dari
dalam perut gunung.
Apakah energi dari perut
Tangkuban Perahu itu hanya sebatas mendobrak dengan menghasilkan retakan atau
ada kemungkin lain. Di antaranya tekanan itu masih mempunyai energi besar
sehingga memicu letusan dengan membongkar retakan tersebut.
Menurut Totok, sapaan intim
Hendrasto, lokasi retakan itu tidak berasal dari lubang kepundan yang selama
ini mengepulkan asap danterakhir meletus pada Oktober 2013. Retakan itu berada
di sisi yang lain dalam areal datar dengan radius 100-200 meter. Panjangnya
sekitar 50 meteran.
“Ini merupakan retakan baru.
Meski tekanan keluar selama ini dari lubang yang lama, tapi energi dari dalam
tersebut ternyata mencari jalan lain. Kondisi ini yang terus kita cermati,”
jelasnya.
Dengan kondisi tersebut, Totok
berharap semua pihak memahaminya. Dia paham Kawah Ratu Tangkuban Parahu memang
merupakan objek wisata andalan. Terlebih, peningkatan status gunung api itu
bertepatan dengan musim liburan.
“Tapi ini kan demi keselamatan
bersama. Kami tak bisa membayangkan kalau pengunjung tetap penuh dengan kondisi
gunung api seperti itu, tiba-tiba saja ada sesuatu dari kawah sehingga timbul
kepanikan,” jelasnya.
Aktivitas Tangkuban Parahu
meningkat seiring intensitas gempa vulkanik yang semakin rapat pada sepanjang
Desember 2014. Gempa frekuensi rendah terjadi sebanyak 513 kali, gempa
vulkanik dangkal 352 kali, dan gempa vulkanik dalam 10 kali, dan diikuti 22 kali
gempa hembusan sebagai penanda rilis energi. Per Rabu (31/12), statusnya
dinaikan dari aktif normal menjadi Waspada.
Sumber: http://berita.suaramerdeka.com/muncul-retakan-baru-di-kawah-tangkuban-parahu/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar