Bila BBM naik,
otomatis biaya produksi semakin tinggi namun bila barang minim pembeli apa
mungkin pariwisata sdg sepi ? harap janganlah bersedih hati karena pemilihan umum
sebentar lagi. Orang kaya ntu sedikit memakai bahan bakar banyakan pake listrik
kerjaanya BUY or SELL namun hasil nyata tidak seperti preman yang tiap bulannya
minta jatah namun tidak mau belajar. Apa kata dunia. Maaf ya orang kaya ntu
pemasukannya lebih banyak dari pengeluaran sedangkan orang yang pemasukannya sedikit
tapi pengeluaran lebih banyak, maunya jalan-jalan molo, bergaya hidup mewah
padahal banyak hutang maka sebutan yang pas adalah ehm,.........pasti tahulah
anda semua. Allright
Proses ADOPSI dimulai.
Alasanku mengapa menolak kenaikan BBM. Pertama : Struktur daerah. Kepulauan
kita dolo tergabung utuh karena debit air melebihi daratan maka sekarang menjadi
beberapa kepulauan. Mempertimbangkan hal ini seharusnya yang diperbanyak anjungan
kapal penampung minyak walaupun kita skala kecil namun ikut andil juga mengebor
beda dengan negara Arab, Eropa daratannya lebih tinggi lihat satelit maps google. Loh anehnya mengapa pengeboran gas
diperbolehkan sedangkan musibah di Jawa belum terselesaikan, mengapa bisa terjadi
kita lihat nanti contoh kasus terbaru di Sumatra. Kedua : Energi. Kita
seharusnya mewaspadai seperti ladang sawit berubah jadi tambang batubara dan
akhirnya malah kita impor. Ketiga : dikhawatirkan akan memicu kenaikan harga
bahan pokok dan akhirnya impor sehingga Inflasi smakin tinggi karena dorongan
impor yang bisa menyebabkan rupiah melemah. Keempat : omset penjualan pasti
berkurang akhirnya angka penggangguran meningkat. Intinya bila BBM naik akan
berdampak pada Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia, kalo keuangan itu mah
teori relatif, orang tua lebih berpengalaman daripada anak muda. Cihuy,.. ada
permaenan baru, Forex emas caranya naik beli turun jual keluar bila untung puas.
SDA diumpamakan berat
jenis air laut lebih tinggi daripada daratan sehingga bila cari gas lumpur yg
keluar, tunggu air menguap dan menjadi es karna massa kita sma yaitu BUMI.
Pemerintah ketok value BBM jadi naik Dollar tembus Rp 11.000,- dan emas angka transaksi
jual beli dibagi 31,1 dikali harga Dollar sedangkan SDM diumpamakan subsidi istilah
kata sumbangan namun tdk jauh beda dgn dagang kalo kita tidak dagang untungnya
darimana? mental daging tapi pikiran tempe, impor kabeh. Harapan perdamaian
Suriah dan Palestina minyak dunia menurun stabil, Alam bumi perlu keseimbangan
bung,..
Kesimpulannya tolak kenaikan BBM atau wajib militer karena kita sebenarnya masih sanggup walaupun dengan berhutang namun tidak bergaya hidup mewah sebagai konsekuensinya. Oh senangnya bermain forex, marketiva, reksanadana namun tetap belajar mensyukuri nikmat hidup. By Sih miskin yg penyayang.
Neh artikel salah satu
alasan mengapa RI belum punya menteri peternakan dan harga daging mahal
sehingga kita belum bisa swasembada pangan. "Penguatan kurs rupiah membuat
industri manufaktur dan pertanian tak mampu bersaing dengan impor". Sehingga dampaknya kebanyakan pembangunan yang ngak jelas dan kirim
bahan mentah untuk tujuan ekspor sehingga penggangguran meningkat dan kita kena
banjir. Kalo PNS dijamin 15 thn dpt gajih+tunjangan sedangkan buruh, petani,
pedagang outsourching. Mau dibawa kemana negara kita tercinta bung,..
“Bila kita mengekspor ada
baiknya waktu Dollar rendah dan disaat Dollar meninggi barulah kita mengimpor”.
Jadi sebab Dollar meninggi karena kita kebanyakan mengimpor, huru-hara seperti
tdk bisa berbuat apa – apa, namun kita tetap yakin mempunyai kemampuan akan hal
itu dan apabila semua itu terjadi kebutuhan hidup tetap stabil. Keuntungan
Dollar rendah adalah pembangunan infrastruktur terlaksana sehingga kontraktor
pun tersenyum puas dan anak cucu bangga bisa mencari makan sedangkan keuntungan
Dollar meninggi wanita cantik beraktifitas namun investor mengambil aksi jual
untung alias pada balik kampung, lagi pula pak tani belum tentu bertanggung
jawab dan akhirnya tanah terjual, tergadaikan karena harga bahan pokok
melambung tinggi.*Hati-hati ajaran sesat*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar