PEMAHAMAN PEMURNIAN burung puyuh
Ingat slogan ini, PEMURNIAN = PENYERAGAMAN.
Jadi ketika kita berbicara mengenai pemurnian puyuh maka kita bicara mengenai bagaimana cara agar puyuh kita seragam atau sama semua..
Apanya yang seragam??
Gen/Sifatnya.
Seperti??
Sifat/Gen/Karakteristik makhluk hidup itu ada banyak om.
Jika pada manusia itu seperti sifat hidung mancung, muka oval, kulit putih, tinggi badan dll. Sifat diatas adalah sifat-sifat kuantitatif ( dapat diukur ) .
Sifat lainnya seperti, sifat rajin, pemarah, pendiam, periang, dll. Nah klo Itu sifat kualitatif ( tidak dapat diukur) .
Lalu jika pada unggas semisal puyuh itu sifatnya apa aja om?
Ya banyak seperti, Produksinya bagus, bobotnya besar, telurnya besar, cangkang telurnya besar dll.
Nah ini sifat kuantitatif ( dapat di ukur ) sifat diatas berpengaruh atas nilai ekonomi ya..
Sifat kualitatifnya itu seperti sifat kalem , contohnya puyuh manchurian dia lebih kalem. Japonica dia agak bawel(hhhhhha) ..
Nah itu contohnya.
II. TUJUAN PEMURNIAN
Pemurnian bertujuan untuk menyeragamkan sifat-sifatnya.
Sifat yang mana??
Sifat yang bernilai ekonomis om.. Sifat yang dapat meningkatkan nilai ekonomis puyuh kita..
Jadi pahamilah tujuan pemurnian adalah penyeragaman atau penyamaan seluruh individunya.
III. PROSES PEMURNIAN .
Ketika kita akan melakukan pemurnian maka disitu harus ada tujuan dari sifat apakah yang kita seragamkan?
Tentukan sifat apa yang ingin kita seragamkan.
Misal : pada bobot telur ( bobot telur disini bernilai ekonomis, karna semakin besar bobotnya maka semakin banyak keuntungan yg kita peroleh dari telurnya )
Oke semisal kita ingin puyuh yang telurnya besar besar. 15-20 gram/btr.
Nah kita cari deh tu puyuh yang menghasilkan telur dengan bobot telur 15-20 gram dengan catatan feed intake nya sama 23gram.
IV. CARA PEMURNIAN
a. Siapkan Indikatornya
Ingat tujuan kita mencari puyuh standar dengan bobot telur besar.
Siapkan dulu indikatornya..
Indikatornya apa? Ya timbangan.. Buat menimbang telur yg menurut kita besar.
Ingat selalu, bahwa pemurnian sifat harus ada indikatornya.
Kenapa??
Karna ingat !!! Yang kita murnikan adalah sifat kuantitatif ( DAPAT DI UKUR) jadi ya harus ada indikator dari ukuran sifat tsb. Dalam bentuk ini adalah gram dan alat ukurnya adalah timbangan.
b. Seleksi
Setelah indikator siap maka lakukan seleksi, kita amati puyuh kita dari ketika usia produktif. Kita cari dari tiap rak dahulu.
Di rak mana yang ada telurnya beratnya 15-20 gram.
Semisal ada di rak no.2 , no.7 dan no.30 tiap hari ada telur yg bobotnya lebih dari 15 gram.
Maka keluarkan seluruh puyuh di rak-rak tsb. Pindahkan ke kandang khusus dimana " tiap 1 ekor adalah 1 kandang "
Desain kandang khusus seleksi dengan desain dimana " 1 ekor puyuh 1 kandang" .
Jadi tiap ekor memiliki kandang sendiri.
Oke, semisal ada 3 rak tadi di no. 2 , no. 7 dan no.30.
Semisal 1 rak itu adalah 40 ekor.
Maka kandang seleksinya harus berjumlah 120 buah.
(Pada tahap ini, seleksi dan recording " pencatatan " harus di lakukan.)
Setelah di taruh di kandang khusus seleksi, maka waktunya seleksi di mulai.
Di kandang seleksi no berapa yg telurnya memiliki bobot 15 gram keatas.
Wah ternyata di no. 11, 30, 50, 88, 102, 103 itu telurnya bobotnya 15 gram keatas di hari pertama seleksi di kandang seleksi.
Lakukan terus seleksi selama 1 bulan full atau lebih.
Sampai benar-benar di temukan puyuh yg setiap hari bertelur dengan bobot telur 15gram keatas.
Lakukan juga pencatatan FCR pakan. Dan cari yang mana puyuh yg bobot telurnya besar akan tetapi asupan makannya ( feed intake ) nya paling minim.
Indikator pakannya di 23gram. .
Wah ternyata ketemu nih, di kandang no 11, 50 dan 88 itu selama 1 bulan telurnya bobotnya 16 - 17 gram tiap hari.
Akan tetapi cuma di kandang no. 50 saja yang Feed Intakenya paling rendah.
Di kandang no.11 dan no. 88 , feed intakenya sampai 27gram/hari.
Sedangkan di kandang no. 50 feed intakennya 23gram/hari.
Maka disinilah telah anda temukan puyuh yg unggul dalam sifat bobot telur 16-17 gram dan Feed Intake 23gram.
Inilah bahan pemurnian itu.
Tidak asal comot, akan tetapi ada data lengkap dan jelas tentang karakteristik unggul tsb. Unggul disini bobot telur 16-17gram dengan Feed intake 23 gram.
Lakukan terus recording ( pencatatan) nya setiap hari.
d. Persiapan pejantan.
Siapkan pejantan, nah untuk memudahkan pencarian pejantan, akan lebih mudah jika ketika awal kita seleksi pejantan dengan sifat kebutuhan pakan ( feed intake ) 23gram.
Maka dalam hal ini anggaplah kita sudah menemukan pemurnian sifat pada feed intake 23 gram.
V. PERSILANGAN PEMURNIAN
Dalam persilangan ini , hukum mendel berperan penting memproyeksikan filial ( keturunan ) yang di dapat.
Adapun cara perhitungannya seperti berikut.
AA = Betina Bobot Telur 16 gram
aa = Jantan ( berasal dari betina bobot telur standar )
Parent 1 ( Induk 1 ) [ AA vs aa)
Gamet nya................ = A & a
Filial 1 ( keturunan 1) [ Aa ]
Pada keturunan pertama dari perkawinan Induk Unggul dan pejantan standard tsb di dapat hasil nya secara fenotip sama semua.
Dalam konteks ini semua keturunan menunjukan fenotip dominannya. ( Aa)
Sifat mana yang dominan?
Apakah Sifat bobot telur 16gram atau malah Sifat telur bobot standard??
Nah disinilah titik pemahaman dari proyeksi perkawinan tsb.
Jika pada F1 ini ternyata betina nya bertelur dengan bobot 16gram + semua.
Maka dapat di tentukan bahwa sifat telur bobot 16 gram adalah homozigoy DOMINAN. ( AA) dan Sifat telur bobot standar adalah homozigoy RESESIF ( aa )
Akan tetapi jika betina F1 ini betinanya bertelur standard semua. Maka dapat di pastikan bahwa Sifat telur bobot 16 gram ini adalah yang homozigot RESESIF ( aa ) dan sifat telur standar adalah homozigot DOMINAN (AA)
Nah jadi apa bisa di pahami? Bahwa F1 ( keturunan pertama) hasil dari perkawinan induk yang unggul tsblah yang menentukan MANA SIFAT YANG DOMINAN, MANA SIFAT YANG RESESIF.
SAMPAI SINI PAHAM???
Ilmu adalah gudang, dan kunci pembuka gudang tsb adalah PERTANYAAN/PERMINTAAN.
(HR. Abu Nu'aim dari Ali)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar