Sabtu, 20 Februari 2016

Lesbumi PBNU #7

  • Selama 800 tahun agama Islam tak bisa berkembang di Nusantara
  • Dinasti Tang mencatat bahwa Islam di bawa oleh saudagar timur tengah pada abad 6 M yakni tahun 674M yang datang di kerajaan Kalingga. Waktu ini sejaman dengan berkuasanya Bani Umayyah awal (pergantian dari masa kekhalifahan Sayyidina Ali ke Umayyah). Tapi islam tidak dapat berkembang. Pribumi tak mau memeluk agama Islam.
  • Sampai abad 10 M tidak ada penjelasan tentang perkembangan Islam, sebaliknya terdapat penjelasan tentang orang-orang Lor (Persia) yang dibantai di Jawa. Ini berhubungan dengan labar pengiriman 20.000 keluarga muslim oleh sultan Algabah dari negeri Rum ke pulau Jawa, dimana dari jumlah tersebut hanya tersisa 200 keluarga saja, yang lantas kembali pulang ke Rum.
  • Pada tahun 1292 M, (setahun sebelum kerajaan Majapahit berdiri) Marcopolo datang dari Cina menuju Itali via laut. Dia singgah di negeri Perlak (selat malaka atau Aceh). di Perlak ini dalam catatannya dihuni oleh orang-orang beretnis Cina dan beragama Islam, sedangkan penduduk asli bukan beragama Islam.
  • Laksamana Cheng Ho pada tahun 1405 M datang ke tanah Jawa bersamaan dengan berkuasanya raja Majapahit Wikramawardhana (menantu Hayam Wuruk). Dalam catatannya diterangkan bahwa di Tuban, Gresik dan Surabaya banyak dihuni penduduk China muslim.
  • Pada kunjungan Cheng Ho yg ke-7 (tahun 1433 M) dia membawa Ma Huan (seorang asisten pencatat). Ma huan mencatat bahwa saat itu sepanjang pantai utara Jawa (Cirebon, Tegal, Semarang, Tuban dll) dihuni oleh etnis China muslim, juga sebagian lagi terdapat orang-orang dari Persia dan Arab yang juga beragama Islam. Sedang semua penduduk asli masih beragama selain Islam.
  • Tahun 1440 (7 tahun setelah kepergian Cheng Ho) Syech Ibrahim As-Samarqondi datang ke Jawa beserta 2 orang putranya yakni Ali Murtadho dan Ali Rahmat (kelak dikenal sebagai Sunan Ampel) serta keponakannya yg bernama Abu Hurairah. Mereka datang dari negeri Champa (daerah Vietnam Selatan) dan tiba di Tuban. Syech Ibrahim As-Samarqondi akhirnya wafat di tempat ini. Kemudian kedua putra dan keponakannya melanjutkan ke kota Majapahit menemui bibinya yg bernama Darawati (adik dari Syech Ibrahim As-Samarqondi) yg menikah dgn Prabu Kertawijaya. Di Majapahit mereka dinobatkan sbg keluarga keraton dan mendapat gelar kebangsawanan. Baik Ali Murtadho maupun Ali Rahmat sejak saat itu bergelar Raden.
  • Ali murtadho diangkat menjadi Raja Pandhita (yang mengurus umat Islam) di daerah Gresik, sedangkan sang adik, Ali Rahmat, diangkat menjadi imam bagi orang-rang beragama Islam di Surabaya, yang kemudian lebih dikenal sebagai Sunan Ampel. Saat itu umat Islam sebagian besar adalah beretnis China.
  • Sunan Ampel selain fokus di Ampel juga melakukan dakwah secara luas dan berjaringan dengan mengirim berbagai ulama ke tempat-tempat lain untuk berdakwah, sembari menunggu putra-putranya tumbuh dewasa dan selanjutnya membentuk majelis da’wah Walisongo.
  • Jadi selama kurun waktu yg panjang tersebut, Islam tak diterima oleh penduduk asli Nusantara. Islam baru berkembang secara pesat di era Walisongo. Hanya dalam tempo 50 tahun hampir seluruh masyarakat Jawa memeluk agama Islam.
(*Narasumber: KH. Agus Sunyoto, Ketua Lesbumi PBNU)
Lesbumi PBNU

Tidak ada komentar: