Kamis, 07 Agustus 2014

Bangsa Nusantara sebagai Keturunan Nabi Ibrahim AS (Brahma/Bromo?) ?

Quote:
Bismillahirrahmanirrahim…

“..Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan [768] yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.(Q.S Ar-Ra’d: 11)


Berawal dari kisah Kobil dan Habil yang merupakan keturunan langsung dari Nabi Adam AS maka proses penyebaran penduduk bumi ini yang disebut sebagai khalifah telah melalui proses yang sangat panjang sekali (Q.S Al Maidah : 27)

Tetapi dari cerita di atas ternyata ada sebuah kisah dan hikmah yang nyaris tidak pernah dipublikasikan kepada umum dikarenakan sumbernya yang masih berdasarkan cerita turun temurun dari nenek moyangnya.

Alkisah dahulu kala Nabi Adam AS beserta Hawa setiap melahirkan anak yang selalu “kembar” laki-laki dan perempuan.

Hingga akhirnya dari 3 anak laki-lakinya (beserta istrinya ; dengan cara kawin silang antar saudara) tersebut diperintahkan untuk mengisi masing-masing negeri yang masih kosong.
Quote:
Satu anaknya yang pertama mendiami daratan Afrika.

Satu anaknya yang kedua mendiami daratan Arabia.

Dan yang ketiga mendiami daratan Asia (tanah jawa).

Dalam kisah tersebut diceritakan bahwa diantara anaknya yang paling “CERDAS” itu tiada lain bernama Nabi Sis AS ditunjuk untuk menempati daerah yang disebut sebagai tanah Jawi.

Beliau inilah yang merupakan cikal bakal nenek moyang kita yang diturunkan di tanah JAWA ini.

Sebagai seorang Nabi beliau selalu mengemban tugas untuk saling memperingatkan kaumnya satu dengan yang lainnya untuk saling berbagi rezeki dan mempersembahkan Kurbannya “hanya” untuk Allah SWT sebagai tanda ujud syukur atas ketaqwaannya sebagai pemimpin di tanah jawa ini.

Selain itu, sifatnya Nabi Sis AS yang lembut, sopan santun dan berilmu tinggi serta diberikan kecerdasan yang sangat luar biasa oleh Allah menjadikan beliau ini selalu menghasilkan hal-hal yang bersifat baru dan berteknologi sangat tinggi dan akurat untuk kurun waktu / masa saat itu.

Hal ini dtandai dengan penemuannya tentang caranya bercocok tanam yang baik dengan memperhatikan musim yang bersadarkan pada perhitungan bintang (Falak), pembuatan tempat persembahan berbentuk Piramida untuk Tuhannya (baik berupa binatang maupun hasil bumi) maupun bagaimana memproses tanah (logam) menjadi sebuah benda yang dapat dipergunakan untuk keperluan hidup sehari-hari (Nujum).

Itulah keistimewaan Nabi Sis AS dengan kelemah-lembutannya, kepekaan sosialnya yang tinggi serta kecerdasannya yang luar biasa akhirnya sama penduduknya digambarkan sebagai seorang ‘SEMAR’.

Kata ini di ambil dari kata “samiri” yang artinya samar-samar / kasat mata karena beliau sehari-hari laku / kerjanya hanya beribadah kepada Tuhannya.

Tiada laku hidupnya hanya untuk dipersembahkan kepada Tuhannya saja, tidak lebih.

Makanya emas, perak, dan semua perhiasan maupun hasil bumi yang melimpah di bumi jawa ini hanya sebagai “sarana” saja untuk menuju ketakwaan kepada Tuhannya.

Dilain sisi, dengan kecerdasannya yang sangat tinggi itu melahirkan bangunan kota modern yang tersistematis dengan desa-desa beserta irigasinya yang tertata rapi serta tata kota pemerintahan berada dipusatnya (epicentrum).

Inilah negeri yang selama ini disebut sebagai negeri Atlantis yang telah hilang itu (Arysio Santos – The Lost Continent Finally Found).

Negeri kita Indonesia Raya, dimana sang nyiur tak pernah lelah melambai-lambai memanggil ibu pertiwi.

Negeri peradaban dunia yang banyak dicari orang selama ini.

Bukti bahwasanya kita adalah negeri yang sangat tinggi ditandai dengan kebudayaannya yang beraneka warna, beragam bahasa, beragam adat istiadat, beragam suku yang membaur dalam balutan sang “Merah Putih”.

Negeri kemerdekaan untuk semua ummat.

Negeri yang cinta damai.


Tetapi seiring dengan perkembangan waktu di negeri Atlantis ini, sang keseimbangan alam “Raksasa” (Gunung Toba dan Gunung Krakatau) mulai menunjukkan tanda-tanda “saat”-nya sudah mau tiba.

Maka berbondong-bondonglah sebagian besar penduduknya dengan menggunakan perahu Raksasa menaiki itu kapal dan meninggalkan negeri Atlantis menuju negeri asing lainnya.

Hingga “saat” itu benar-benar terjadi yaitu dengan meletusnya gunung Toba yang konon diameter kawahnya sekitar 50 km meledak, mendesak magma ke segala arah lalu meledakkan gunung Krakatau juga dan membumi hanguskan semua yang ada disekitarnya, membuat dunia gelap gulita selama 100 tahun lamanya serta mencairkan lapisan es yang menutupi daratan yang sekarang disebut benua Eropa itu.

Begitu juga air laut-pun naik hingga mencapai 200 meter ! menenggelamkan lembah-lembah pertanian yang subur dulu menjadi sebuah lautan.

Seiring berakhirnya masa “Banjir” bandang sedunia itu maka para khalifah yang baru inipun mulai berpencar ke seantero daratan yang “baru” seperti bumi eropa, amerika, arabia maupun afrika.

Dinegeri baru inilah mereka mengajarkan ilmunya kepada penduduk lokal sebagai rasa sumbangsihnya terhadap daratan yang baru dihuninya.

Berhubung mereka ini termasuk ummat-nya yang paling cerdas maka lambat laun mulai ramailah peradaban baru ditanah yang baru ini. Tapi mereka juga tak luput menceritakan asal usul tanah kelahirannya yang nun jauh di seberang dalam berbagai ragam kisah yang unik yang termaktub dalam berbagai kitab para nabi-nabi / pujangga sesudahnya.

Wallaahu Alam Bishshowab.


Jadi seandainya seluruh penduduk dunia ini disuruh tinggal di bumi Nuswantoro ini maka mereka akan “betah” dan merasa tidak asing, mengapa ? jawabnya ya karena sebetulnya Indonesia terutama tanah jawa ini merupakan ‘MOTHER HOME” city untuk seluruh ummatnya Nabi Adam AS.

Kalaupun ada yang mengklaim bahwasanya Bani Israel itu adanya hanya di negeri Arab, itu juga nggak salah, karena nenek moyang kita juga menyebar kesana. Tapi kalau kita minder dan merasa sebagai bangsa yang terbelakang maka jawabannya nanti dulu…

Karena kitalah sesungguhnya RAS PALING UNGGUL diseluruh dunia ini.

Kadang dengan kecerdasan kita yang MasyaAllah menjadikan kita saling menyalahkan satu dengan yang lainnya. Saling beradu mulut, adu gengsi, dan seterusnya. Dan tidak akan diketemukan dinegeri manapun dimuka bumi ini kecuali Indonesia.

Itulah ciri negeri para FILSAFAT yang “ADA” dan “BERADA” sebelum negeri-negeri “Teknologi” maupun negeri KEYAKINAN” saling bermunculan di bumi ini.

Di dalam Mitologi Jawa diceritakan bahwa salah satu leluhur Bangsa Sunda (Jawa) adalah Batara Brahma atau Sri Maharaja Sunda, yang bermukim di Gunung Mah…era.

Selain itu, nama Batara Brahma, juga terdapat di dalam Silsilah Babad Tanah Jawi.
Di dalam Silsilah itu, bermula dari Nabi Adam yang berputera Nabi Syits, kemudian Nabi Syits menurunkan Sang Hyang Nur Cahya, yang menurunkan Sang Hyang Nur Rasa. Sang Hyang Nur Rasa kemudian menurunkan Sang Hyang Wenang, yang menurunkan Sang Hyang Tunggal. Dan Sang Hyang Tunggal, kemudian menurunkan Batara Guru, yang menurunkan Batara Brahma.
Berdasarkan pemahaman dari naskah-naskah kuno bangsa Jawa, Batara Brahma merupakan leluhur dari raja-raja di tanah Jawa.

kemungkinan nabi Sis A.S adalah nabi syit..

Dalam bahasa Jawi Kuno, arti jawa adalah moral atau akhlaq, maka dalam percakapan sehari-hari apabila dikatakan seseorang dikatakan : “ora jowo” berarti “tidak punya akhlaq atau tidak punya sopan santun”,
Menurut “mitologi jawa” yang telah menjadi cerita turun temurun, bahwa asal usul bangsa Jawa adalah keturunan BRAHMA DAN DEWI SARASWATI dimana salah satu keturunannya yang sangat terkenal dikalangan Guru Hindustan (India) dan Guru Budha (Cina) adalah Bethara Guru Janabadra yang mengajarkan “ILMU KEJAWEN”. Sejatinya “Ilmu Kejawen” adalah “Ilmu Akhlaq” yang diajarkan Nabi Ibrahim AS yang disebut dalam Alqur’an “Millatu Ibrahim” dan disempurnakan oleh Nabi Muhammad SAW dalam wujud Alqur’an dengan “BAHASA ASLI (ARAB)”, dengan pernyataannya “tidaklah aku diutus, kecuali menyempurnakan akhlaq”.
Quote:
Dalam buku kisah perjalanan Guru Hindustan di India maupun Guru Budha di Cina, mereka menyatakan sama2 belajar “Ilmu Kejawen” kepada Guru Janabadra dan mengembangkan “Ilmu Kejawen” ini dengan nama sesuai dengan asal mereka masing - masing, di India mereka namakan “Ajaran Hindu”, di Cina mereka namakan “Ajaran Budha”.dan ditimur tengah Islam Dalam sebuah riset terhadap kitab suci Hindu, Budha ,Injil dan Alqur’an, ternyata tokoh BRAHMA sebenarnya adalah NABI IBRAHIM, sedang DEWI SARASWATI adalah DEWI SARAH yang menurunkan bangsa - bangsa selain ARAB. sedangkan dalam bahasa Ibrani ABRAHAM.,

Brahma adalah Nabi Ibrahim

Terkadang merupakan peristiwa sejarah. Akan tetapi, peristiwa tersebut menjadi kabur, ketika kejadiannya di lebih-lebihkan dari kenyataan yang ada.

Mitos Brahma sebagai leluhur bangsa-bangsa di Nusantara, boleh jadi merupakan peristiwa sejarah, yakni mengenai kedatangan Nabi Ibrahim untuk berdakwah, dimana kemudian beliau beristeri Siti Qanturah (Qatura/Keturah), yang kelak akan menjadi leluhur Bani Jawi (Melayu Deutro).

Dan kita telah sama pahami bahwa, Nabi Ibrahim berasal dari bangsa ‘Ibriyah, kata ‘Ibriyah berasal dari ‘ain, ba, ra atau ‘abara yang berarti menyeberang. Nama Ibra-him (alif ba ra-ha ya mim), merupakan asal dari nama Brahma (ba ra-ha mim).

Jadikan semua perbedaan yang ada ini sebagai satu kekuatan nasional yang dahsyat untuk membangun jati diri bangsa ini menggapai mercusuar dunia yang tidak lama lagi ada dihadapan kita.


“Wahai ahli-ahli kitab! mengapa kamu berani berbantah-bantahan tentang hal Ibrahim, padahal Taurat dan Injil tidak diturunkan melainkan sesudah Ibrahim, apakah kamu tidak berfikir?

Ingatlah wahai kaum bani jawi! dulu kamu pernah jaya. Kini ibumu Keturah telah memanggilmu.

Baiklah aku mengalah, dengarkan lagi ceritaku sekedar usaha menyadarkan, wahai bani jawi ….. carilah tentang siapa dirimu? dari mana kamu berasal? ini semua aku lakukan agar kamu teringat kembali akan asal-usulmu ….. aku menangis meraung-meraung melihat kamu tertidur bagaikan mayat …. ya bagaikan mayat berjalan.

Bangunlah dari tidurmu, jika kamu bangun aku percaya pasti kamu akan ingat akan“hirup” dan “ngahuripkeun” tali Allah, itulah keadaanmu dulu mengemban amanah leluhur kita nabi ibrahim a.s. …. itulah janjimu “hidup” di dunia ini, jika keadaanmu telah “hidup” kamu akan seperti nama ibumu Keturah yang selalu harum mewangi selamanya ……

WASIAT TERAHASIA NABI IBRAHIM A.S.


Nabi Ibrahim a.s. bapak para nabi, mempunyai 3 (tiga) istri yaitu Siti Sarah, Siti Hajar dan Siti Qanturah (Qatura/Keturah). Sarah melahirkan Ishak (Isaac), Hajar (Hagar) melahirkan Ismail (Ishmael) dan Keturah melahirkan 6 (enam) orang anak yaitu Zimran, Jakshan, Medan, Midian, Ishbak dan Shuah.

“Now the sons of Keturah, Abraham’s wife:she bare Zimran, and Jokshan, and Medan, and Midian, and Ishbak, and Shuah. And the sons of Jokshan; Sheba, and Dedan.” (Genesis 1:32)

Silsilah Bani Jawi

Dari istri Keturah lahir bani jawi, agama jawi adalah agama nabi Ibrahim a.s. dan dari sinilah kelak akan lahir SP/RA/al-mahdi.

Fitnah telah terjadi tehadap istri - istri nabi Ibrahim a.s., hanya Sarah saja yang disebut istri. sedangkan Hajar dan Keturah disebut gundik. Rahasia terbuka, ternyata Siti Hajar yang difitnah sebagai budak ternyata adalah putri Firaun yang dihadiahkan kepada Nabi Ibrahim a.s. untuk menebus rasa bersalah Firaun ketika berkali - kali ingin memperkosa Siti Sarah semasa nabi Ibrahim a.s. & Siti Sarah dalam tahanan. Dengan kuasa Allah swt setiap kali Firaun datang hendak berbuat senonoh memperkosa Siti Sarah, perbuatannya selalu terhalang secara aneh berkat doa nabi Ibrahim a.s.. Dari situlah baru Firaun sadar bahwa nabi Ibrahim bukanlah orang sembarangan, beliau orang suci yang harus dihormati. Akibat rasa bersalah yang teramat sangat maka bukan saja Firaun membebaskan kedua - duanya tetapi malah menghadiahkan kepada mereka dengan seorang perempuan muda yang tertutup wajahnya sebagai “kifarat” dan hadiah kepada Nabi Ibrahim.

Rahasia perempuan muda ini terbongkar ketika berjalan pulang dimana nabi Ibrahim membuka tutup kepala perempuan itu sambil mempertanyakan asal-usulnya. Alangkah terkejutnya Nabi Ibrahim dan Siti Sarah mendengar pengakuan bahwa dia adalah anak perempuan Firaun, dia seorang putri raja agung. Tersentuh hati nabi Ibrahim sambil berucap rasa syukur kepada Allah SWT yang hendak berkehendak menjaga keturunan sebaik-baiknya.

Jadi keturunan nabi Ibrahim yang bernama Ismail yang turun kepada nabi Muhammad saw adalah keturunan raja dari raja yang agung Firaun yang pengaruhnya melewati Anatolia dan Kanaan ketika itu (Firaun ini berbeda dengan Firaun pada jaman nabi Musa, karena Firaun ini hidup lebih lama dari Ramses II karena sejaman dengan Nabi Ibrahim a.s.).

Pada jaman nabi Ibrahim tidak ada bangsa yang disebut sebagai Yahudi dan sesungguhnya nabi Ibrahim bukanlah seorang Yahudi, beliau berasal dari satu kaum purba yang sejaman dengan bangsa Hittites yang telah raib dan bangsa misteri di mesir (Firaun tadi) yang mungkin mewarisi rahasia piramid dan teknologi canggih zaman itu kepada bangsa Qibti yang menjadi pemerintah setelah itu termasuk Ramses II di jaman nabi Musa a.s.

Al-Qur’an surah Ali Imran 65-68 :

“Wahai ahli-ahli kitab! mengapa kamu berani berbantah-bantahan tentang hal Ibrahim, padahal Taurat dan Injil tidak diturunkan melainkan sesudah Ibrahim, apakah kamu tidak berfikir?

Beginilah kamu, kamu ini bantah-bantahan tentang hal yang kamu ketahui, maka kenapa kamu bantah membantah tentang hal yang tidak kamu ketahui? Allah mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui. Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri dan sekali-sekali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musrik

Siapakah istri ke-3 yang bernama Keturah yang melahirkan bangsa Mala? atau bani Jawi?

Didalam mitologi jawa, diceritakan bahwa salah satu leluhur bangsa sunda (jawa) adalah Batara Brahma atau Sri Maharaja Sunda yg bermukim di Gunung Mahera.

(Mala itu artinya gunung? bukankah Walwatika & saelendra juga yang dimaksud adalah orang - orang gunung? ia ada dimana? ada di tanah nusantara ini?)

Quote:
Kitab al-kamil fial tarikh karya ibnu athir, menyatakan bahwa bani jawi (bangsa sunda, jawa, melayu sumatera, bugis ….. dsb) adalah keturunan nabi ibrahim a.s.

Bani Jawi sebagai keturunan nabi Ibrahim semakin nyata ketika baru - baru ini penelitian prof. Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) mendapatkan data bahwa di dalam DNA melayu terhadap 27% variant mediterranaen (merupakan DNA bangsa - bangsa EURO-semetik). Variant mediterranaen sendiri terdapat juga dalam DNA keturunan nabi Ibrahim yang lain seperty pada bangsa arab dan bani israil.

BRAHMA ADALAH NABI IBRAHIM? . mitos brahma sebagai leluhur bangsa - bangsa di nusantara boleh jadi merupakan peristiwa sejarah yakni mengenai kedatangan nabi Ibrahim untuk berdakwah, dimana kemudian beliau beristri Siti Qanturah (Qatura/Keturah) yang kelak akan menjadi leluhur bani jawi.

Nabi Ibrahim berasal dari bangsa ibriyah atau ‘abara yg berarti menyebrang, nama Ibrahim merupakan asal dari nama brahma. Beberapa fakta :

Quote:
# nabi Ibrahim memiliki istri bernama sara, sementara brahma pasangannya bernama Saraswati.
# nabi Ibrahim hampir mengorbankan anak sulungnya Ismail, sementara brahma terhadap anak sulungnya atharva.
# brahma perlambang monotheisme yaitu keyakinan kpd TYME (brhaman), sementara itu nabi Ibrahim adalah rasul yang mengajarkan ke esaan Allah.
# nb ibrahim mendirikan baitullah (ka’bah) di Bakkah (Makkah), sementara brahma membangun rumah tuhan agar tuhan di ingat di sana.

Suku jawa sudah sejak dulu menganut monotheisme seperti keyakinan adanya Sang Hyang Widhi atau sangkan paraning dumadi. Selain suku jawa pemahaman monotheisme juga terdapat di dalam masyarakat sunda kuno. Hal ini bisa kita jumpai pada keyakinan sunda wiwitan mereka meyakini adanya Allah Yang Maha Kuasa yang dilambangkan dengan ucapan bahasa “nu ngersakeun” atau disebut juga Sang Hyang Keresa.

Tidak ada komentar: