Senin, 27 Agustus 2012

Contoh Gambar Jenglot

Penambang pasir di Bantul temukan jenglot

Tiga orang penambang pasir menemukan benda yang mirip dengan jenglot. Ketiga warga itu menemukannya sekitar pukul 10.30 WIB di sungai Progo, Dusun Prajenan Rt 01 Desa Sendang Sari, Kecamatana Pajangan, Kabupaten Bantul, DIY, Senin (27/8).

"Awalnya saya kira seekor udang, ternyata setelah diambil dan dibersihkan ternyata jenglot," kata Yetno, salah satu penemu jenglot kepada meredeka.com.

Saat itu, Yetno sedang menambang pasir bersama dua orang rekannya. Kedua temannya itu adalah Pardiplenong dan Yanto. "Jenglot itu menempel di selang mesin penyedot pasir, setelah dibersihkan ternyata jenglot," kata Yetno.

Yetno memperkirakan, panjang jenglot sekitar 12 cm dan panjang rambutnya 20 cm lebih. Warna rambut jenglot itu terlihat merah saat ditemukan di dalam sungai.

"Penemuan jenglot ini langsung dilaporkan ke pihak Polsek Pajangan. Saat ditemukan kuku sebelah kanan sudah hilang, kondisinya basah dan rambutnya berwarna merah," ujar dia.

Penemuan jenglot itu langsung gegerkan warga Bantul. Warga Desa Sendang Sari langsung berduyun-duyun ingin melihat jenglot. Kini, jenglot itu ditaruh di aquarium kosong.

"Langsung jadi tontonan warga. Jenglot sekarang ditaruh di depan mantan kepala dukung bernama Pak Wardimo," jelas Yetno.

Sumber : http://www.merdeka.com/peristiwa/penambang-pasir-di-bantul-temukan-jenglot.html

Jenglot Bantul Aspal

Sejumlah paranormal berdatangan untuk melihat langsung jenglot temuan warga di Dusun Jaten, Desa Sendangsari, Kecamatan Pajangan, Bantul, DIY. Namun jenglot yang memiliki panjang 12 Cm itu dinilai buatan manusia alias palsu.

"Mungkin milik orang korban penipuan jenglot aspal terus dibuang ke Kali Progo. Apalagi soal ilmu membedakan antara jenglot asli dan palsu kan tidak semua orang bisa memahaminya betul,"ungkap Subarno salah seorang paranormal yang akrab dipanggil Kyai Bolong dalam dunia metafisika kepada merdeka.com, Selasa(28/8).

Barno usai menerawang jenglot temuan warga Bantul menjelaskan secara ghaib, bentuk dari jenglot yang ada di Bantul merupakan hasil rekayasa manusia dari seekor katak yang sebelumnya dikeringkan. Usai kering, katak kemudian dimodifikasi sedemikian rupa mulai dari kepala dibentuk layaknya manusia. Rekayasa jenglot yang dilakukan pada jenglot hampir sama dengan rekayasa yang dilakukan pada benda ghoib yang hampir mirip dengan jenglot yang konon dinamai dengan Bethoro Karang atau dalam dunia klenik sering di sebut BK.

BK ini lebih ampuh dan mempunyai aura baik dibanding jenglot yang rata-rata mempunyai aura mistis buruk atau jahat.

"Selain katak yang digunakan sebagai media rekayasa ada satu lagi seekor kelelawar atau codot dalam bahasa jawa untuk membuat jenglot tiruan atau aspal untuk menipu para pembeli, pemburu benda-benda ghoib yang langka dan sulit didapatkan itu," ungkapnya.

Apalagi salah satu pada bagian kepala yaitu alis, mata dan telinga yang ada di jenglot temuan warga Bantul di Kali Progo sudah cacat. Alis yang berwarna putih dan cenderung kaku menunjukkan alis itu alis pasangan dan bukan asli.

Pada bagian telinga kanan putus padahal jenglot maupun BK dikenal sebagai makhluk hidup yang digdaya anti gores pada seluruh bagian organ tubuh dan anti cukur pada bagian rambut.

"Kalau tidak mau percaya cukur saja pada bagian rambutnya jenglot temuan warga di Bantul yang terbuat dari buntut kuda. Pasti akan putus. Kalau jenglot atau BK asli tidak mungkin akan putus," ungkap orang pintar yang menyimpan BK asli dan tiruan ini.

Barno berharap ratusan warga Dusun Jaten, Desa Sendangsari, Kecamatan Pajangan, Batul DIY yang merupakan tempat penemuan jenglot di Kali Progo tidak tertipu dengan jenglot aspal yang ditemukan oleh penambang pasir menempel di selang mesin diesel itu.

"Tidak mungkin sempat dipajang di depan puluhan apalagi ratusan warga tidak 'nyelorong' matanya dan bisa berdampak tewasnya warga. Apalagi bentuknya kaku ndelujur seperti boneka. Bahaya kalau dipertontonkan di depan orang banyak bisa celaka. Kasihan warga kalau mereka tertipu dan menilai jenglot temuan itu asli," ujarnya.

Pernyataan yang sama juga disampaikan oleh Mbah Darno, paranormal yang akrab dengan lelembut sekitar Watu Gong, Jl Perintis Kemerdekaan Semarang yang sering terjadi kecelakaan ini. Darno mengakui ada unsur ghaib namun dengan frekuensi yang sangat rendah. Selain bentuknya hasil rekayasa, kekuatan ghoib jenglot aspal temuan warga Bantul ini hasil tembakan dari seorang yang tahu tentang ilmu karomah dan ilmu tenaga dalam penyaluran energi dengan mediator jenglot palsu itu.

"Aura ghaib memang ada. Tapi itu hasil energi ashma'an (tembakan) jadi jenglot yang di Bantul itu tidak asli. Kasihan warga kalau sampai tertipu. Harusnya mereka diberi pencerahan tokoh masyarakat di situ," ungkap Darno yang berambut kucir ini.

Darno menjelaskan, tidak sembarang orang yang bisa menemukan apalagi memiliki dan memelihara jenglot atau BK yang menurutnya adalah hasil proses seorang pertapa yang melakukan semedhi atau bertapa selama puluhan bahkan ratusan tahun yang tidak diketahui orang lain.

"Wong mau memiliki saja harus prihatin, laku dan berpuasa berpuluh-puluh tahun. Selain itu, kalau tidak pulung atau berjodoh sulit orang mendapatkan dan memelihara barang ghoib itu," pungkas Darno.

Kedua paranormal ini berharap sebaiknya boneka yang dinilai warga sebagai jenglot itu dilarung saja. Selain tidak bermanfaat hanya sebuah barang yang tidak ada artinya. Apalagi niatan untuk menjual dan melelang barang itu diurungkan saja. Orang yang mau membeli jenglot atau BK yang harganya mencapai puluhan juta hingga miliaran pasti akan tahu persis bagaimana ciri-ciri jenglot atau BK yang asli dan bermanfaat.

Sumber : http://www.merdeka.com/peristiwa/jenglot-di-bantul-aspal-dibuat-dari-katak.html

Hedew, trnyata susah jga bikin cerita daerah tentang leluhur klo ga ada lgi penampakan sosok Krisna berkepala ungu. Mngkin Krisna msih balita kale neh critanye, susah orang Betawi lgi blajar sejarah wayang Jawa ga ada gurunye. Hixixi, mau aje pada dibohongi orang pinter. Salut gw sma orang yg berniat untuk meramaikan pengunjung ke daerah Yogyakarta yg tetap istimewa. Merdeka, merdeka, merdeka ..  

Tidak ada komentar: