Selasa, 11 Februari 2014

Ki Hajar Saloka

Setelah aku mulai mengerti arti hidup, lalu berusaha mencari tahu silsilah keluarga besarku dengan sekuat tenaga penerawangan mata batinku. Walau pun aku tersadar memang aku bukan siapa - siapa. Namun semua itu demi kebenaran yang ada, bila Allah meridhoi apa pun pasti bisa terjadi. Mengapa aku bisa terlahir dimuka bumi? dan Mengapa eyang, kakek, nenek dari bapakku dimakamkan dipemakaman Ki Hajar Saloka?


 
Makam Ki Hajar Saloka terletak di atas bukit gunung Merapi dan gunung Merbabu tepatnya di sebelah barat daya Lapangan Desa Samiran Kecamatan Selo, Boyolali. Pada zaman Kerajaan Majapahit, Ki Hajar Saloka termasuk salah seorang senopatinya.

Keanehan yang terjadi menurut cerita para sesepuh Ki Hajar Saloka tidak mau pada pusara tempat ia nantinya disemayamkan diberikan nisan, rumah (cungkup). Namun, beliau makamnya cukup gundukan tanah saja dan menyerupai tumpeng dan keanehan lain pun terjadi walaupun cuma gundukan tanah dari dahulu sampai dengan saat ini makam tersebut tanahnya tidak pernah terkikis habis oleh air hujan.

http://infobyl.blogspot.com/2012/02/makam-ki-hajar-saloka.html#.UvtYwvvWKho


Setelah search Google, aku mulai menelusuri tentang kerajaan Majapahit, lalu aku menemukan artikel yang berhubungan dengan kakek nenek moyangku yakni Ki Ageng Selo. Ternyata ada beberapa situs web yang menceritakan tentang putra sinuhun Prabu Brawijaya V peputro Bondan Kejawan. 

Bondan Kejawan adalah putra Prabu Brawijaya terakhir dengan seorang Putri Wandan Sari, seorang dayang yang biasa melayani permaisuri Prabu Brawijaya, Dewi Dwarawati (Putri Campa).


Ketika putri Wandan Sari ini melahirkan anak dari benih Prabu Brawijaya, bayi tersebut diberikan kepada Ki Buyut Masahar.

Bondan Kejawan diberi hadiah berupa senjata pusaka, yang salah satunya adalah tombak Kyai Pleret.

Kemudian Bondan Kejawan disuruh berguru kepada Ki Ageng Tarub. Ki Ageng Tarub yang dengan Dewi Nawangwulan memiliki putri bernama Nawangsih. Dengan Dewi Nawangsih ini kemudian dikawinkan dengan Bondan Kejawan dan melahirkan Ki Getas Pendawa. Ki Getas Pendawa menurunkan '''Ki Ageng Sela'''. Ki Ageng Sela menurunkan Ki Ageng Nis. Ki Ageng Nis menurunkan Ki Ageng Pemanahan yang kemudian menurunkan Panembahan Senapati. Dari sinilah '''Dinasti Mataram''' bermula.
 

Silsilah  leluhur kerajaan Mataram:
  1. Sinuhun Brawijaya V, raja kerajaan Majapahit terakhir berputera Raden Bondan Kejawan yang   bergelar Kyai Ageng Tarub ke III.
  2. Kyai Ageng Tarub III mempunyai putra yakni Kyai Ageng Getas Pandowo.
  3. Kyai Ageng Getas Pandowo berputera Ki Ageng  Selo.
  4. Kyai Ageng Selo berputera Ki Ageng Nis.
  5. Ki Ageng Nis berputera Ki Ageng Pemanahan (Ki Ageng Mataram).
  6. Ki Ageng Pemanahan berputera Kanjeng Panembahan Senopati ing Ngalogo.
  7. Kanjeng Panembahan Senopati ing Ngalogo berputera Sinuhun Prabu Hanyokrowati.
  8. Sinuhun Prabu Hanyokrowati berputera Kanjeng Sultan Agung Prabu Hanyokrokusumo Kalipatullah  Panetep Panatagama Senopati ing Prang.

Lalu ada hubungan apa kesunanan Mangkunegaran dengan kerajaan Mataram ?


Sejarah Kesunanan Mangkunegaran
 
Paku Bhuwono I peputro Pangeran Ario Mangkunegara I peputro Raden Mas Said, yang kelak terkenal dengan sebutan Pangeran Sambernyawa.

Pada tahun 1757, di usianya yang ke-31 Sambernyawa resmi mendirikan dinasti Mangkunegaran I dan memerintah 38 tahun lamanya. Sampai sekarang dinasti Mangkunegaran sudah diwariskan sampai 9 generasi. 

"sungguh fantastis strategi tempur Pangeran Sambernyawa. Ibarat makan sepiring bubur panas, ia sendok perlahan dari pinggirnya. Bergerak bagai siluman, menekan daerah rawan konflik, menggusur daerah pertahanan yang lemah. Lalu bergerak ke tengah, menyerbu pusat pemerintahan".

Tidak ada komentar: