Setelah
aku mulai mengerti arti hidup, lalu berusaha mencari tahu silsilah
keluarga besarku dengan sekuat tenaga penerawangan mata batinku. Walau
pun aku tersadar memang aku bukan siapa - siapa. Namun semua itu demi
kebenaran yang ada, bila Allah meridhoi apa pun pasti bisa terjadi.
Mengapa aku bisa terlahir dimuka bumi? dan Mengapa eyang, kakek, nenek dari bapakku dimakamkan dipemakaman Ki Hajar Saloka?
Makam Ki Hajar Saloka terletak di atas bukit gunung Merapi dan gunung Merbabu tepatnya di sebelah barat daya Lapangan Desa Samiran Kecamatan Selo, Boyolali. Pada zaman Kerajaan Majapahit, Ki Hajar Saloka termasuk salah seorang senopatinya.
Keanehan yang terjadi menurut cerita para sesepuh Ki Hajar Saloka tidak mau pada pusara tempat ia nantinya disemayamkan diberikan nisan, rumah (cungkup). Namun, beliau makamnya cukup gundukan tanah saja dan menyerupai tumpeng dan keanehan lain pun terjadi walaupun cuma gundukan tanah dari dahulu sampai dengan saat ini makam tersebut tanahnya tidak pernah terkikis habis oleh air hujan.
http://infobyl.blogspot.com/2012/02/makam-ki-hajar-saloka.html#.UvtYwvvWKho
Setelah search Google, aku mulai menelusuri tentang kerajaan Majapahit, lalu aku menemukan artikel yang berhubungan dengan kakek nenek moyangku yakni Ki Ageng Selo. Ternyata ada beberapa situs web yang menceritakan tentang putra sinuhun Prabu Brawijaya V peputro Bondan Kejawan.
Bondan Kejawan adalah putra Prabu Brawijaya terakhir dengan seorang Putri
Wandan Sari, seorang dayang yang biasa melayani permaisuri Prabu Brawijaya,
Dewi Dwarawati (Putri
Campa).
Ketika putri Wandan Sari ini melahirkan
anak dari benih Prabu Brawijaya, bayi tersebut diberikan kepada Ki Buyut
Masahar.
Bondan Kejawan diberi hadiah
berupa senjata pusaka, yang salah satunya adalah tombak Kyai Pleret.
Kemudian Bondan Kejawan disuruh berguru kepada Ki
Ageng Tarub. Ki Ageng Tarub yang dengan Dewi Nawangwulan memiliki
putri bernama Nawangsih. Dengan Dewi Nawangsih ini kemudian dikawinkan
dengan Bondan Kejawan dan melahirkan Ki Getas Pendawa. Ki Getas Pendawa
menurunkan '''Ki
Ageng Sela'''. Ki Ageng Sela menurunkan Ki Ageng Nis. Ki
Ageng Nis menurunkan Ki Ageng Pemanahan yang kemudian menurunkan Panembahan
Senapati. Dari sinilah '''Dinasti
Mataram''' bermula.
Silsilah leluhur kerajaan Mataram:
- Sinuhun Brawijaya V, raja kerajaan Majapahit terakhir berputera Raden Bondan Kejawan yang bergelar Kyai Ageng Tarub ke III.
- Kyai Ageng Tarub III mempunyai putra yakni Kyai Ageng Getas Pandowo.
- Kyai Ageng Getas Pandowo berputera Ki Ageng Selo.
- Kyai Ageng Selo berputera Ki Ageng Nis.
- Ki Ageng Nis berputera Ki Ageng Pemanahan (Ki Ageng Mataram).
- Ki Ageng Pemanahan berputera Kanjeng Panembahan Senopati ing Ngalogo.
- Kanjeng Panembahan Senopati ing Ngalogo berputera Sinuhun Prabu Hanyokrowati.
- Sinuhun Prabu Hanyokrowati berputera Kanjeng Sultan Agung Prabu Hanyokrokusumo Kalipatullah Panetep Panatagama Senopati ing Prang.
Lalu ada hubungan apa kesunanan Mangkunegaran dengan kerajaan Mataram ?
Sejarah Kesunanan Mangkunegaran
Paku Bhuwono I peputro Pangeran Ario Mangkunegara I peputro Raden Mas Said, yang kelak terkenal dengan sebutan Pangeran
Sambernyawa.
Pada tahun 1757, di usianya yang ke-31 Sambernyawa resmi
mendirikan dinasti Mangkunegaran I dan memerintah 38 tahun lamanya. Sampai
sekarang dinasti Mangkunegaran sudah diwariskan sampai 9 generasi.
"sungguh
fantastis strategi tempur Pangeran Sambernyawa. Ibarat makan sepiring bubur
panas, ia sendok perlahan dari pinggirnya. Bergerak bagai siluman, menekan
daerah rawan konflik, menggusur daerah pertahanan yang lemah. Lalu bergerak ke
tengah, menyerbu pusat pemerintahan".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar