Selasa, 18 September 2012

Laporan Pengamatan Usaha Ayam Pedaging 2012

Pa Gunadi (Vaksinator AGRINUSA) & Eko Muriadi Yusuf (Owner Emha42)

Lingkup area pengamatan kandang sekitar Piyungan Yogya, Kalibawang Kulon progo, Magelang. Sekarang ini banyak sistem kemitraan usaha dibidang penggemukan ayam pedaging daerah Yogyakarta seperti : PKP, Jatmiko, Pustaka, dll. Sistem kemitraan ini berdasarkan kesepakatan antara perusahaan dengan peternak. Pihak 1 Perusahaan. Menyediakan bibit ayam, pakan, kesehatan ternak (vitamin, obat, vaksin) dan setelah panen dibeli kembali ternaknya. Pihak 2 Peternak. Menyiapkan kandang, tempat pakan, tempat minum, pemanas, tenaga kerja anak kandang, dan memberikan suatu jaminan ke pihak 1 sebagai tanda keseriusan usaha.

Coba bayangkan peternak pemula dan nol pengalaman kalau dengan modal usaha sendiri. Wow, besar sekali biaya operasional untuk kandang panggung dengan tiang cor sebagai penyangga kandang bambu untuk kapasitas 5000 ekor memerlukan biaya Rp 100 jt minimal usaha ayam pedaging dirasakan ada untungnya sekitar 2000 - 3000 ekor berarti biaya untuk buat kandang sekitar Rp 20-50 jt dengan perlengkapan kandang. Pakan untuk 5000 ekor bisa menghabiskan 350 sak ukuran 50 kg/sak dengan harga pasaran Rp 175 rb/sak. Pakan tergantung umur pelihara ayam hingga panen dari 35 - 40 hari satu kali periode panen dengan perlakuan sesuai prosedur pemakaian dari perusahaan. Untuk vaksin ND umur 4 hari 1 botol dosis 2500 ekor sekitar Rp 250 - 300 rb an ongkos suntik vaksin Rp 15/ekor. Pemanas memakai gas untuk menghangatkan suhu kandang memerlukan sekitar 34 tabung gas 3 kg sampai umur ayam 16 harian atau selepas turun sekam. Harga gas sekitar Rp 14 rb/tabung. Terus entah kemana penjualan dagingnya.

Sistem kemitraan dan sewa kandang alternatif pilihan. Hitungan bagi hasil untuk satu kali periode panen meliputi untuk sewa kandang perlengkapan manual Rp 400/ekor otomatis Rp 500/ekor, anak kandang Rp 500/ekor biaya operasional seperti listrik, gas, sekam, dll. Harga kontrak kemitraan jual ayam Rp13.000/kg sesuai situasi dan kondisi. Nah tinggal dihitung setelah panen untung apa rugi yang pasti usahakan tekan sekecil mungkin angka kematian dan mengejar pertumbuhan bobot badan hingga menghasilkan daging yang melimpah keuntungan pun bisa kita raih. Seandainya rugi palingan hitungannya kerja bakti, saat ini banyak kerjaan tetapi siapa yang mau bayar..

Kendala yang sering terjadi :
1. Bibit ayam. Banyak hal yang mempengaruhi kegagalan panen seperti : 
  • Ayam kerdil ga bisa gede. Biasanya indukan sudah tua, stock lama di mesin penetas biasanya menjelang hari raya Idul fitri karena ditinggal mudik sang breeder.
  • Ayam tidak dipotong paruh. Kadang ada yang jantan saja yang dipotong paruh betinanya tidak. Padahal bila tidak dipotong paruh menyebabkan ayam saling patuk berakibat mengeluarkan darah biasanya sekitar sayap, leher dan dubur yang sering jadi sasaran. Hal ini bisa menyebabkan terlukanya ayam yang berdampak penyakit bisa masuk. Kadang kala peternak berperasaan dengan memisahkan sendiri dikandang, padahal umur 1 - 14 hari sangat riskan terkena stress akibat sering dikejar - kejar dipindah - pindahkan yang bisa menyebabkan tidak ada gairah makan dan menurunlah kekebalan tubuh yang berdampak pada kematian. 
  • Ayam tidak diseleksi. Bila sudah terseleksi ada tanda di box tanda panah ke bawah jantan kalau ke atas betina. Sedangkan untuk ayam pedaging haruslah banyak yang jantan karena pertumbuhannya cepat sebab tujuannya menghasilkan daging.
2. Harga daging. Menjelang hari  raya Idul Adha stok daging banyak menyebabkan harga daging turun di tingkat peternak lain hal dengan penjual daging di pasar.

3. Pencahayaan. Mungkin banyak peternak yang tidak berpendidikan tinggi atau diluar bidang pengetahuaannya menganggap boros pemakaian lampu di siang hari pada umur 1 - 16 harian. Padahal tanpa disadari pemakaian pencahayaan lampu berguna untuk mencegah penyakit dan ayam selalu makan kapan pun makhluk itu lapar karena pakan tersedia ditempat pakan. Mengapa saya bisa berpendapat karena saya dolo pernah ujicoba ayam kampung mengamati performans antara yang diberi pencahayaan dengan yang tidak, hal hasil ayam yang diberi pencahayaan lebih sehat, lincah, matanya berwarna cerah. Padahal saya berpikiran melakukan ujicoba seandainya ayam tidak divaksin tetelo (ND/New Castle Disease) untuk menekan residu ketergantungan pemakaian antibiotika. Sedangkan ayam banyak makan dimalam hari.    

4. Lingkungan Sekitar Kandang.  Orang membuat kandang jauh dari pemukiman warga hal ini bagus tetapi kalau tidak didukung sekitarnya ada pepohonan bisa berakibat terkena virus radiasi. Mengingat Flu burung (H5N1) belum ada obatnya sampai sekarang kita hanya bisa mencegah terjadinya penyakit tersebut.
Mengapa saya berpikiran tersebut karena dijaman modern mutakhir teknologi serba canggih otomatis penggunaan gelombang frekwensi sangat berpengaruh dalam tindakan sehari - hari manusia. Padahal dalam hal ini bila signal dengan kekuatan super sonic menembus alam sadar ayam bisa mengakibatkan kematian massal. Radiasi ini biasanya akan terhalang dengan pepohonan. Hehe,.. ini pendapatku belum ada penelitian lebih lanjut, aku hanyalah manusia yang keterbatasan ilmu.

Tidak ada komentar: